Semarang – Alhamdulilah, saat ini kita telah mamasuki satu bulan yang mulia yaitu bulan Rajab, bulan diangkatnya Nabi Agung Muhammad SAW ke langit ke tujuh, yang lebih kita kenal secara umum peristiwa Isro’ Mi’roj. Peristiwa tersebut memiliki makna sebagai bulan diturunkannya perintah sholat dari Allah SWT langsung pada utusannya Nabi Allah Muhammad bin Abdullah tanpa perantara.
Sebuah tradisi yang telah membudaya di lingkungan kota Semarang, bahkan di Jawa, bahwa bila masuk bulan Rajab dapat dipastikan di masjid, musholla, surau, majelis ta’lim, majelis dzikir akan menyelenggarakan peringatan Isro’ Mi’roj, yang terkadang diiringi dengan sholawat tentang Makkah, Muhammad dan Al Aqsho yang diselingi suara rebana atau terbang.
Demikian pula, dengan Lembaga Pendidikan Yayasan Baiturrohim Ringinwok yang bertempat di Ngaliyan, Semarang, yang terdiri dari KB, RA dan MIT Nurul Islam, tetap melaksanakan peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW walaupun secara sederhana, namun khidmad dan penuh semangat mencermati, mendalami nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, Semarang, Sabtu (13/3).
Ketua panitia Agus Haryadi menyampaikan, bahwa kegiatan Peringatan Isro’ Mi’roj tahun ini mengusung tema “Tegakkan Sholat Dengan Semangat Isro’ Mi’roj Sebagai Landasan Moral Di Era Global “.
Kegiatan ini dikemas dengan begitu sederhana namun terasa khidmad ini diisi dengan bergai rentetan acara pembacaan Sholawat Nabi oleh Rebana El-Nuris pimpinan ustadz Durun Nafis, Pembacaan Kalam Ilahi dan Sari tilawah oleh siswi terbaik RAIT El Nuris yaitu Nayla Kirana dan Vashnie, dilanjutkan Sambutan Rois Madrasah, Sambautan Kabag Pendidikan dan ditutup dengan acara inti dengan penceramah & Pendongeng Kak Jendro yang menghebohkan seluruh peserta, baik yang di Madrasah maupun yang di rumah.
Kegiatan peringatan tahun ini sangat spesial, karena dilaksanakan secara bersama-sama secara luring namun dengan tetap menjaga protokol kesehatan oleh Jajajaran Pengurus Baiturrohim Ringinwok, Lembaga MIT Nurul Islam baik ustadz-ustadzah, karyawan, dan pengurus FKWM, juga ustadz-ustadzah KB-RAIT Nurul Islam, para ustadzah dan pengurus FSWM. Dan juga dikuti oleh seluruh murid beserta wali murid via zoom meeting dan streaming youtobe, demikian di jelaskan secara rinci oleh Rois MIT Nurul Islam Ustadz Dian Utomo sebagai penanggung jawab kegiatan.
Kabag pendidikan Yayasan Baiturrohim Ringinwok KH. Muthohir Kasib menyampaikan,”bahwa point utama yang harus harus kita ambil sebagai ibrah dari kegiatan Isro’Mi’roj ini adalah, untuk tetap menumbuhkan semangat jihad dalam rangka menegakkan Agama Islam. Keterkaitan perintah sholat adalah Makkah, Nabi Muhammad dan Al Aqsho (Palestina). Ini adalah satu motivasi utama yang tetap harus kita wujudkan, kebebasan Al Aqsho harus kita perjuangkan, dan perjuangan ini harus diteruskan oleh generasi yang akan datang, yang salah satunya dari Nurul Islam sampai muslimin bersatu, sehingga terwujud baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur”.
“Bahwa Peringatan Isro’ Mi’roj, selain bertujuan sebagai media syi’ar dan menjalin ukhuwah serta shilaturrahmi antara lembaga KB,RA, MIT Nurul Islam, Pengurus Yayasan Baiturrohim Ringinwok, Pengurus FKWM dan Pengurus FSWM, juga memiliki misi Show on, menampilan beberapa keunggulan Lembaga dan Madarasah lewat program-program unggulannya, yaitu Tahfidz dan Amtsilaty”, jelas Agus Haryadi selaku Panitia Pelaksana.
Program Tahfidz yang dimandegani ustadzah Hj. Lathifah Hanum telah menunjukkan kebersalilannya, di semester ini telah ada 4 murid yang sudah hafal juz 30 dan juz 29 bil ghoib yaitu ananda Rajwa, Azizi, David dan Mauludika murid kelas 6. Dan telah dibuktikan di panggung di uji oleh ustadz Jumaidi selaku pemandu dalam penampilan terbuka tersebut. Dan Alhamdulillah lancar. Demikian pula program membaca kitab kuning dengan metode Amtsilaty yang dipandu ustadz Ulul Albab menampilkan murid kelas bawah “Amira dan Dzulfikar” beserta hafalan nadhomannya, serta murid kelas atas “David dan Hilma” dengan i’robnya. Barokallah lancar!, saat di tes yang salah satunya oleh kabag Pendidikan. Masih dalam rangkaian acara, pada kesempatan ini pula, ustadzah Uswatin Hasanah sebagai Roisah KB RAIT Nurul Islam juga menyerahkan beberapa piala dan Piagam Pemenag lomba kepada murid-murid terbaiknya.
Satu pesan utama yang bisa kita petik dari rangkaian dongeng kak Jendro adalah tentang pentingnya perintah solat lima waktu. Sehingga dalam kondisi apapun, dalam keadaan apapun, di tempat manapun, maka kewajiban solat adalah tidak bisa ditinggalkan. Apalagi saat kondisi pandemi seperti ini, maka solat adalah sebagai tameng dan senjata utama manusia untuk berserah diri pada Allah SWT. Semoga Allah SWT, segera mencabut dan menghilangkan pandemin covid 19 ini, dan kita murid-murid bisa berkumpul dan belajar bersama ustadz-ustadzah di Madrasah Nurul Islam tercinta. Aamiin Ya Robbal Alamin.(AH-NURIS/HumasDM/bd)