Semarak Lomba Bazar Kuliner, Pupuk Jiwa Kewirausahaan Siswa Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banyumas – Sejumlah stand bazar kuliner berjajar rapi di Halaman MTsN 2 Banyumas sejak Senin pagi (20/6). Para siswa kelas VII dan VIII sangat antusias menjajakan panganan yang mereka bawa dari rumah. Riuh ramai siswa saling berlomba menawarkan kuliner jajanan sehat dari kelas masing-masing. Sebagian yang lain menghias stand bazar agar kelihatan menarik.

Waka Kesiswaan MTsN 2 Banyumas, Dewi Ida menjelaskan lomba bazar kuliner yang diselenggarakan madrasah ini merupakan kegiatan rutin tahunan dalam rangka lomba antar kelas. “Setiap kelas wajib menampilkan stand bazar yang menyajikan kuliner berupa jajanan sehat. Kemarin, perwakilan kelas mengambil undian yang berisi nomor undian untuk menentukan posisi stand pada saat bazar,” papar Dewi.

Ia menambahkan bahwa dalam kegiatan lomba stand bazar ini ada beberapa kriteria penilaian yang perlu diperhatikan diantaranya kebersihan, kerapian, keindahan, dan kreativitas dalam menampilkan stand bazar. “Saya liat semua siswa begitu antusias. Mereka berbagi peran masing-masing untuk bisa memenangkan lomba. Termasuk wali kelasnya juga aktif membimbing siswanya,” ujar Dewi.

Kesan positif disampaikan oleh salah satu pesdik kelas VIII Nanda Nur Kharisma. “Kegiatan bazar ini sangat menarik, menambah wawasan dan ilmu baru. Saya jadi tahu bagaimana membuat makanan atau minuman secara mandiri, menyajikannya serta berupaya menawarkan pada pengunjung agar tertarik dan membeli,” ungkap Nanda.

Kepala MTsN 2 Banyumas, Atik Restusari, sangat mengapresiasi kesemangatan siswa dalam lomba ini. “Lomba bazar ini sejalan dengan program madrasah dalam memupuk jiwa kewirausahaan. Kita ingin anak-anak ini belajar bagaimana cara berusaha atau berdagang. Mereka belajar menghitung biaya produksi, biaya penjualan, dan belajar bagaimana mendapatkan keuntungan dari dagangannya,” jelas Atik.

Disamping itu, lanjut Atik, anak-anak juga belajar bagaimana menyiapkan stand yang bersih dan rapi sekaligus dapat menarik perhatian para pembeli. Ini juga pembelajaran bagi anak untuk dapat lebih menghormati orang tua yang telah bekerja banting tulang demi dapat menghidupi keluarga. “Ternyata mendapatkan uang itu tidak mudah, jadi hargai dan hormatilah orang tua kalian. Mereka sudah bersusah payah bekerja untuk bisa menyekolahkan kalian,” pesan Atik di sela-sela kegiatan.

“Semoga kegiatan ini dapat terus dilestarikan sebagai kegiatan yang positif bagi para siswa madrasah dalam upaya meningkatkan kreativitas, kemandirian, dan memupuk jiwa kewirausahaan,” pungkas Atik.(ind-akw/Rf)