Boyolali (Humas) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali, Nurudin menyerahkan salinan Keputusan Menteri Agama RI nomor 100/2018 tentang penetapan status Madrasah Tsanawiyah Negeri 15 Boyolali. penyerahan SK tersebut sekaligus sebagai launching madrasah tsanawiyah negeri termuda di Boyolali. acara tersebut diikuti oleh guru, wali murid, warga sekitar dan dihadiri oleh Kepala Desa Dibal, Camat, Kapolsek, dan Danramil Ngemplak serta Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agam Kabupaten Boyolali.
Dalam sambutannya Nurudin menyampaikan bahwa penegerian yang sekarang diterima oleh MTsN 15 Boyolali adalah suatu proses yang panjang. Membutuhkan kerja sama dan perjuangan seluruh elemen masyarakat. Baik itu guru, wali murid, warga sekitar bahkan sampai kepala desa dan camat. “MTsN 15 ini adalah hasil perjuangan bersama,” ujarnya
Nurudin juga menyampaikan bahwa turunnya Keputusan Menteri Agama tentang penegerian MTsN 15 Boyolali yang sebelumnya bernama MTs satu atap bukan berarti perjuangan untuk memakmurkan MTsN 15 telah usai. Baru saja madrasah tsanawiyah satu atap ditetapkan sebagai madrasah tsanawiyah negeri, sudah harus berpindah tempat dikarenakan lokasi yang sekarang ditempati oleh MTsN 15 Boyolali terkena proyek jalan kereta api bandara adi sumarmo – solo balapan. Sehingga penyelenggara madrasah bekerja sama dengan aparat desa harus mencari lokasi lain sebagai tempat belajar mengajar bagi MTsN 15 Boyolali.
“Baru di tetapkan sudah harus berpindah tempat,” ungkapnya.
Kepala MTsN 6 Boyolali Nur Hudaya Solichin yang juga selaku pelaksana tugas kepala MTsN 15 Boyolali mengatakan bahwa MTsN 15 Boyolali mempunyai sejarah yang cukup panjang. Bermula dari program kerjasama dengan Australia, kemudian menjadi MTs satu atap hingga kini menjadi MTsN 15 Boyolali. Perjalanan yang panjang tersebut wajib disyukuri oleh semua pihak.
Selanjutnya Nur hudaya berharap segera ada kepala madrasah definitif untuk MTsN 15 Boyolali. Harapannya dengan adanya kepala madrasah yang definitif, MTsN 15 Boyolali dapat berkembang dengan pesat. “Kami mohon segera ada kepala madrasah yang definitif, biar bisa lebih fokus mengurus madrasah,” pintanya.
Acara yang berlangsung sore hari tersebut ditutup dengan doa dan dilanjutkan buka bersama dengan guru, wali murid dan warga masyarakat sekitar.(jaim/Wul)