Purwokerto (Humas) – Charles Darwin menyampaikan bahwa it is the strongest or the most, intelligenc who will survive, but who can best manaje change. Orang yang kuat itu bukanlah orang yang mampu bertahan dan menang dalam sebuah kompetisi dan kehidupan, tapi merekalah orang yang mampu mengelola perubahan yang terjadi. Selama dekade terakhir sejarah manusia, teknologi telah membuat kemajuan dan pertumbuhan yang luar biasa, terutama dengan diperkenalkannya Internet. Dunia berada di era baru, di mana globalisasi dan evolusi pesat teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), Big Data (BD), Artificial Intelligence (AI), robotika, 3D printing , Cloud Computing (CC) , Perangkat Seluler (MD), antara lain, mendorong perubahan besar dalam bisnis dan masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang sama sekali baru. Hal ini disampaikan oleh kepala Kantor Kemenag Banyumas Ibnu Asaddudin saat memberikan sambutan apel Senin Pagi di halaman kantor,Senin (25/9/2023).
Lebih lanjut Kakankemenag menyampaikan bahwa sejak awal abad ke-21, umat manusia telah mengalami transformasi inovatif yang kompleks yang memberikan era transisi fase ke proses sosio-ekonomi baru. Dengan demikian, perkembangan peradaban manusia terkait dengan formasi ekonomi yang terus berubah, dan situasi sosial dan ekonomi saat ini ditentukan oleh konsep-konsep seperti Masyarakat 5.0 dan revolusi industri keempat dan kelima.
“Untuk itu, teknologi dan inovasi perlu digunakan untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari dan memajukan masyarakat bukan untuk menggantikan peran manusia. Dengan demikian, Era 5.0 tidak hanya peduli dengan bagaimana alat, metode, dan ide akan menambah hasil yang lebih baik bagi bisnis, tetapi juga bagaimana faktor-faktor ini dapat memengaruhi segala sesuatu di sekitar organisasi, institusi, dan masyarakat, menambahkan visi yang lebih manusiawi dan berkelanjutan ke dalam proses masyarakat mereka,” jelasnya.
“Mihardjo dkk, dalam studi kuesionernya terhadap para pemimpin senior perusahaan TIK Indonesia, dengan tujuan menilai konsep model inovasi pengalaman-kelincahan dan mendukung transformasi dalam konteks transformasi digital untuk menghadapi Industri 5.0, menunjukkan model transformasi yang berfokus pada pemanfaatan pengalaman pelanggan dan konsep ketangkasan organisasi. Ini bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif di Industri 5.0,” tambahnya.
Carayannis dan Morawska-Jancelewicz berpendapat bahwa digitalisasi membuka perspektif baru bagi universitas dan dapat menjadi salah satu pendorong utama perubahan mereka, menghasilkan pengetahuan untuk teknologi baru dan inovasi sosial serta menggabungkan asumsi Masyarakat 5.0 dan Industri 5.0.
“Kita ASN Kemenag juga harus segera menata diri menyambut perubahan, kuatkan INTEGRITAS kita dengan ucapan dan perbuatan selaras, PROFESIONALITAS kerja dengan kompetensi sesuai kebutuhan dann SOP, INOVASI terus lahirkan terobosan baru dalam pelayanan, TANGGUNGJAWAB betul betul maksimal dalam pelayanan”, tutur Ibnu.
“KETELADANAN hadirkan sikap perilaku pelayanan sehingga masyarakat merasakan sangat puas dengan layanan kita. Siapkan diri kita ke depan Kemenag akan cepat melalui Kemenag Smart City dengan akan dbukanya AREA PUBLIC SPACE di halaman depan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dengan berbagai potensi dimensi termasuk UMKM, “ pungkasnya. (yud/rk).