Kendal – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menghimbau ulama-umaro jaga sinergitas dan bekerjasama demi ketahanan bangsa Indonesia yang kuat. Hal tersebut disampaikan melalui sambutan Gubernur yang disampaikan oleh wakilnya, Taj Yasin dalam acara Sarasehan bersama Gubernur Jawa Tengah di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Peron Limbangan, Kamis (31/01).
Dalam acara yang dihadiri oleh segenap jajaran FORKOPIMDA, tokoh masyarakat, dan bupati Kendal ini Gubernur berpesan agar pondok pesantren mengambil peran ditengah maraknya isu perpecahan dan membekali para santrinya untuk bisa menjaga keutuhan NKRI yang berbasis toleransi.
“Kerja sama ulama-umaro sangat diperlukan demi ketahanan bangsa yang kuat melalui basis toleransi yang ditanamkan kepada para santri sehingga dapat menangkis isu isu perpecahan yang saat ini marak terjadi,” terang Taj Yasin.
Potensi peran dan fungsi pondok pesantren harus lebih dikembangkan guna mendukung program pembangunan daerah maupun pembangunan nasional khususnya dibidang pendidikan dan kebudayaan. Melalui tema yang diangkat yakni pesantren dengan kemandirian ilmu dan tradisi sumbangsih pesantren dalam pendidikan dan kebudayaan indonesia, kegiatan seperti ini akan sangat bermanfaat untuk menggali berbagai potensi pondok pesantren hingga mampu memberi manfaat yang besar bagi kemaslahatan umat dan masyarakat termasuk dalam upaya menguatkan peran santri dalam menjaga ketahanan bangsa.
Bupati Kendal Mirna Anisa turut mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut, dalam dunia pendidikan pondok pesantren menjadi institusi yang diharapkan mampu membentengi generasi muda dari bahaya radikalisme dan penyalahgunaan narkoba. Selain bertentangan dengan ajaran agama, radikalisme juga tidak selaras dengan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Sementara kasus narkoba yang terus meningkat menjadi momok tersendiri bagi generasi muda.
“Radikalisme dan narkoba adalah musuh nyata bagi bangsa Indonesia, untuk itu generasi muda harus terlibat dalam kegiatan bermanfaat agar terhindar dari narkoba, hura hura, tawuran. Pondok pesantren juga harus mampu merawat nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan dalam balutan ukhuwah Islamiah,” tegas Mirna.
Islam menjunjung tinggi perbedaan, mengandung nilai-nilai toleransi, gotong-royong, perdamaian, keberagaman, dan cinta kasih pada sesama manusia, melalui manifestasi sikap Islami yang rahmatan lil alamin hal ini mendorong pesantren tidak semata-mata mengembangkan kesyariahan atau pendidikan agama Islamnya saja, tetapi juga memastikan pesantren dapat melahirkan kaum muda yang cemerlang untuk Negara. (ja-bel/gt)