Sosialisasi Moderasi Umat Beragama Cegah Radikalisme

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Mungkid – Sebanyak 60 peserta dari penyuluh agama, pengurus fkub perwakilan tiap agama mengikuti Sosialisasi Moderasi Umat Bergama yang diselenggarakan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)  bekerja sama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama Kabupaten Magelang di ruang Bina Karya Setda Kabupaten Magelang pada Selasa, (19/07/2022).

Kegiatan yang dibuka oleh Plt. Kepala Kesbangpol, Nanda Cahya Pribadi, dihadiri Kasat Intel Polres, Supriyanto, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang, H. Panut, serta Ketua FKUB, H. Rahmat. Dalam sambutannya, Nanda menyampaikan tidak ingin ada aliran yang tidak sesuai dengan pancasila yang dapat mengancam kerukunan umat Beragama.

“Hal tersebut menjadi tugas kita bersama memberikan edukasi kepada masyarakat termasuk dalam menggunakan alat komunikasi handphone,” ungkap Nanda. Generasi masa depan harus diberikan edukasi agar tidak salah dalam memilih jalan karena informasi yang salah. Generasi masa depan harus bisa melawan hoax.

Dalam perkembangan kabupaten magelang yang semakin maju sesuai dengan perkembangan jaman, Nanda berpesan agar generasi muda dapat berfikir positif. “Kita sajikan konten-konten positif bukan informasi yang merusak generasi masa depan, kita harus membumikan kehidupan keberagaman yg positif dalam bingkai negara kesatuan,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Kemenag Kabupaten Magelang, H. Panut menyampaikan tentang konsep, sikap, nilai dasar serta prinsip-prinsip dalam moderasi beragama. “Komitmen utama dalam moderasi beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme yang mengancam kehidupan beragama dan pada gilirannya berimbas pada kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ungkap Panut.

Moderasi beragama dengan moderasi agama tidak dapat disamakan karena keduanya memiliki pengertian yang berbeda. “Agama tidak perlu dimoderasikan karena agama memang sudah moderat. Agama tidak mengajarkan kekerasan, permusuhan apalagi pembunuhan sehingga yang dimoderasikan adalah cara kita atau manusia dalam beragama,” papar Panut.

Struktur cara berfikir moderat memiliki julukan level kognitif tingkat tinggi. “Ciri-ciri orang moderat diantaranya bersikap adil, mempu menjadi penengah saat terjadi sebuah konflik serta mampu bernegosiasi,” kata Panut menutup paparannya. (FS/Sua)