Surakarta (Humas) – Pemerintah Arab Saudi telah umumkan secara resmi kuota haji 1446 H/2025 M bagi negara-negara pengirim jemaah. Indonesia kembali mendapat kuota sebanyak 221.000 jemaah haji. Dari keseluruhan kuota, sebanyak 92% merupakan jemaah reguler dan 8% jemaah khusus.
“Selain formula 4-3-5, ada satu yang perlu dicatat pada haji 2024. Ini juga merupakan kali pertama jemaah haji Indonesia tidak ditempatkan di Mina Jadid saat Armuzna,” tutur Wibowo Prasetyo Staf Khusus Menteri Agama.
Kementerian Agama telah siapkan arah dan strategi terbaik untuk penyelenggaraan ibadah haji di tahun mendatang. Dalam giat evaluasi penyelenggaraan operasional haji Embarkasi Solo tahun 1445 H/2024 M, Jumat (2/8/2024), Gus Bowo, panggilan akrabnya, bagikan strategi tersebut. Bertindak sebagai moderator Kabag TU Wahid Arbani.
“Pertama, pengetatan syarat istithaah. Ini menjadi syarat mutlak bagi jamaah haji sebelum melakukan pelunasan Bipih. Penetapan istithaah kesehatan haji untuk menata jemaah haji agar dapat melaksanakan ibadah dengan sehat dan sesuai ketentuan,” tutur Gus Bowo.
Selanjutnya, manasik harus berbasis kondisi faktual di Armina-Muzdalifah-Arafah (Armuzna). Maka diperlukannya penguatan manasik sepanjang tahun dari KUA masing-masing Kecamatan dan Kemenag Kabupaten/Kota.
Mengingat proses persiapan penyelenggaraan haji yang memerlukan waktu yang cukup panjang, maka peningkatan layanan embarkasi baik sarana maupun prasana serta perluasan akses maskapai penerbangan yang digunakan juga harus mendapat perhatian lebih.
“Lobi dini terkait penyiapan layanan Armuzna dan penyiapan petugas yang profesional serta dedikatif juga menjadi strategi jitu penyelenggaran haji tahun 2025,” lanjut Gus Bowo.
Akhirnya, mitigasi serta inisiasi beragam inovasi terus dilakukan oleh jajaran Kementerian Agama. Pasalnya, pada 12 Zulhijjah atau 18 Juni 2025 rangkaian persiapan musim haji 1446 H telah dimulai.
(PS/BEL)