Oleh: Ikhsanuddin
Iksanuddin, sosok penyuluh agama Islam ini memang patut menjadi teladan lainnya. Kenapa demikian? ialah tak lain karena keberhasilannya menjalankan tugas kepenyuluhan dengan cara yang unik. Keberhasilan dan cara yang unik ini kemudian mengantarkan Iksanuddin masuk dalam 10 besar nominator dalam ajang Penyuluh Award Nasional 2024.
Iksanuddin, bertugas di KUA Ngombol dan KUA Grabag 2 Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah sejak tahun 2007. Pada awal masa tugasnya, dirasakan berat karena situasi kondisi ekonomi dan kultur wilayah yang memprihatinkan. Wilayah pesisir selatan Purworejo rata rata merupakan desa tertinggal dengan berbagai macam masalah ekonomi, kriminal, dan budaya sehingga resisten ketika dilakukan penyuluhan keagamaan. Tunjungan desa yang dulunya merupakan desa tertinggal, miskin, serta jauh dari nilai nilai agama, dengan metode Suluh Asuh Tumbuh dan Tambah, kini menjadi desa berkembang, tumbuh ekonominya dan kuat agamanya.
Ikhsanuddin dengan keluarga, 1 istri dan 4 anak, tinggal di desa Tunjungan Kecamatan Ngombol Kab Purworejo Jawa Tengah. Dibalik rumah tinggal yang sederhana, ada nuansa harmoni antara unsur religi, seni, dan Sosial Ekonomi. Peran sang istri, Ibu Nyai Siti Khamimah yang juga sebagai ketua PAC Fatayat Kecamatan Ngombol, selalu mendukung dan memotivasi Ikhsanudin dalam kesehariannya. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, demikian pun dengan putra putri yang ternyata mewarisi spirit pejuang sang ayah, ada yang aktiv di IPPNU, Karang Taruna, Pokdarwis, dan kegiatan lainnya.
Berbekal hobi dan bakat seni, laki laki kelahiran Purworejo 5 Januari 1971 ini, memulai rintisan budidaya tanaman hias. Pada awalnya memang belum banyak yang tertarik mengikuti. namun dengan kesabaran dalam berproses, budidaya tanaman hias ini akhirnya berbuah manis. Dengan kolaborasi program dengan pemdes Tunjungan, Tunjungan berhasil menjadi desa wisata. Kesuksesan ini kemudian diikuti dengan banyak prestasi berikutnya, seperti penyaluran zakat produktif dari BAZNAS yang berhasil dikembangkan secara produktif sehingga berdampak pada perbaikan perekonomian warga Tunjungan.
Ikhsanuddin, sosok penyuluh yang humble, tak heran jika kehadirannya diterima dibanyak majelis taklim di kecamatan Ngombol dan Grabag. Beliau berhasil meningkatkan perekonomian warga majelis taklim binaannya melalui budidaya tanaman bunga yang kemudian berimplikasi positif pada peningkatan keagamaan warga. Ini terbukti, yang warga mampu membangun Masjid yang menelan dana hingga ratusan juta. Peribadahan masyarakat juga meningkat. Latar belakang pendidikan sosok Ikhsanudin yaitu MI IP Suren, MTS Imam Puro Kutoarjo, YGAN Kebumen, DII IAIN Walisongo, dan memperoleh gelar sarjana dari IANU Kebumen, membentuk sebagai karakter pejuang, pantang menyerah, kreativ dan inovatif. Sedangkan bekal ilmu kegamaannya diperoleh dari menimba ilmu di PP Senepo Kutoarjo, PP Nurul Huda Kebumen dan PP Jampes Kediri. Keilmuan yang luas membuat Ikhsanudin memiliki pengetahuan yang holistik, sehingga ini menjadi bekal menjawab semua problematika di masyarakat.
Selain aktiv sebagai penyuluh, Ikhsanuddin juga aktiv di berbagai kegiatan lain, seperti menjadi pengasuh PP Al Ikhsan Kutoarjo, Ketua Yayasan Nurul Huda Tunjungan, Ketua Pengelola Wisata Bunga dan Edukasi Desa Tunjungan, Ketua Tanaman Hias Kab Purworejo serta menjadi Pengurus MWC Kecamatan Ngombol. Sedangkan dalam kedinasan, aktif sebagai pengurus Pokjaluh, PD Ipari, FKDT, Koordinator Guru Ngaji Kec Ngombol. Segudang pengalaman itu pun akhirnya Ikhsanuddin diamanahi menjadi Agen Perubahan Kemenag Kab Purwrejo.
Suluh, menjadi lentera dikala gelap. Asuh, menjadi sang pamomong warga. Tumbuh, dengan media tumbuhan atau tanaman hias, menjadikan Tunjungan tumbuh ekonominya tumbuh ketaqwaannya. Tambah, dengan tumbuhan menjadikan Tunjungan Tambah, tambah kuat keimanannya.[]