Karanganyar – Umat Hindu di Kab. Karanganyar tengah merayakan Hari Raya Saraswati, Sabtu (30/1/2021). Hari raya ini dijalani umat Hindu dengan sembahyang dan pembacaan kitab suci Weda untuk mengenangkan Dewi Saraswati, Sang Dewi ilmu pengetahuan.
Penyuluh Hindu Kementerian Agama Kab. Karanganyar, Rajino, menyampaikan bahwa Hari Raya Saraswati dirayakan pada wuku terakhir dari 30 Wuku dalam kalender Hindu. Yaitu, wuku Watugunung, tepatnya Saniscara atau Sabtu Umanis Watugunung.
“Hari Raya Saraswati dirayakan setiap 210 hari sekali, dimana hari tersebut adalah hari yang sangat penting bagi umat Hindu, dimana pada hari tersebut dipercayai sebagai turunnya ilmu pengetahuan suci kepada umat manusia untuk kemakmuran, perdamaian,dan kemajuan.
Untuk perayaan hari Raya Saraswati di Kabupaten Karanganyar sendiri, setiap Pura daerah berbeda-beda pelaksanaannya. dimulai hari Jumat, 29 Januari 2021 sampai dengan hari Sabtu besoknya. Suasana perayaan hari Raya Saraswati kali ini dirasa cukup berbeda dari pada biasanya, dikarenakan umat Hindu merayakan ditengah pandemic COVID-19. Meskipun perayaan di setiap Pura yang ada di Kabupaten Karanganyar, umat Hindu merayakan hari Raya Saraswati secara tertib sesuai dengan aturan pemerintah terkait Protokol Kesehatan, guna ikut serta mencegah penularan virus COVID-19. Upaya tersebut dilakukan umat Hindu seperti mewajibkan memakai masker, menjaga jarak ketika beribadah, dan disediakan cuci tangan sebelum memasuki kawasan persembahyangan,“ kata Rajino.
Menurut Rajino yang dipuja dalam perayaan Saraswati adalah Tuhan dalam manivestasinya sebagai Dewi Saraswati atau Dewi ilmu Pengetahuan. Dalam keyakinan Hindu, Saraswati diyakini sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan ke dunia.
“Perayaannya dilakukan mulai dari pagi sampai tengah hari. Media pemujaannya adalah berupa lontar dan buku sebagai lambang tempat menyimpan ilmu pengetahuan,” tambah Rajino.
Rajino juga menjelaskan bahwa Dewi Saraswati stanannya berupa aksara. Oleh karena itu, pada hari tersebut tidak boleh menghapus aksara, melalaikan atau mengabaikan buku/lontar, apalagi melangkahi aksara, buku atau lontar karena tempat stanannya Dewi Saraswati.
“Sebagai hari ilmu pengetahuan. Ini dimaksudkan umat Hindu diberikan kesempatan untuk memuja sumber ilmu pengetahuan,” kata Rajino.
Rajino menambahkan, mempelajari, meyakini, dan memiliki ilmu pengetahuan, sangat berguna sebagai bekal manusia menyelesaikan masalah hidupnya.
“Tanpa ilmu pengetahuan manusia tidak mampu menyelesaikan masalah hidup dan tidak mendapatkan pencerahan. Jika sudah memiliki pengetahuan, maka bisa digunakan sebagai senjata perang. Sebagai benteng dalam mengarungi masalah kehidupan, bahkan bisa melebur dosa-dosa yang sudah diperbuat dengan ilmu pengetahuan,” jelas Rajino.
Perayaan hari raya Saraswati umumnya dilaksanakan di rumah, di sekolah-sekolah termasuk di Perguruan Tinggi. “Karena saat ini masih masa pandemi Covid-19, maka perayaannya lebih banyak dari rumah dan dengan peserta terbatas serta mengikuti protokol kesehatan.(ida-sua)
Â
Â