Banjarnegara, – Adanya virus corona telah mengubah cara hidup dan belajar (KBM) di madrasah, seolah-olah memaksa orang tua dan guru untuk mengandalkan tekhnologi bagaimana proses transfer ilmu tetap berjalan/berlangsung.
“Berbagai model pembelajaran melalui daring, luring, zoom, google class, dan yang sejenisnya tidak bisa menggantikan tatap muka,” ucap Kepala MI Al Fatah Parakancanggah, Durotun Nafisah pembekalan perdana Ujian Madrasah Ibtidaiyah secara Tatap Muka (UMI TM) Senin (5/4).
Selain itu pembelajaran non PTM menjadi kurang maksimal hal ini kita ketahui dengan munculnya kendala sinyal, ekonomi, kurang efektif, kurang fokus, kurang disiplin, kurang sportif, dan kurang terukur, imbuhnya.
Kepala madrasah memutuskan melaksanakan PTM termasuk di dalamnya ujian madrasah, karena dengan tatap muka maka akan sangat mewarnai psikologi pendidikan anak terkait dengan karakternya (kejujuran, sportifitasnya, kedisiplinan waktunya, dan keseriusan dalam belajarnya).
“Serta rasa memiliki, menghargai terhadap guru dan madrasahnya. Dan ini dapat memperkuat ukhuwah antar pesdik dan silaturahim dengan seluruh komponen madrasah,” tandasnya.
Atas izin dari Kantor Kementerian Agama Islam Kabupaten Banjarnegara melalui proses verifikasi dan kesanggupan untuk tetap melaksanakan prokes dengan sebaik-baiknya dan MI Al Fatah Parakancanggah siap menghadapi Ujian Madrasah.
“Selain itu juga harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, disiplin dan tertib karna kejujuran adalah suatu nilai tambah dan jati diri yang hakiki sebagai generasi milenia yang berahlak,” tutur Kamad.
Solikh Fatmawati selaku panitia, mengharapkan agar tetap pada pengawasan protokoler kesehatan karna itu adalah salah satu persyaratan pada pelaksanaan Ujian Madarasah di masa pandemi ini, untuk itu kami selaku panitia tak henti-hentinya menyampaikan tentang kesiapan pelaksanaan kegiatan ini.
“Alhamdulillah dari 112 peserta ujian dapat mengikuti dengan tertib dan kondusif. Selain itu nampak keceriaan dari semua peserta karena sekian lama mereka belajar secara daring dan mengatakan betapa rindunya dengan madrasah, sehingga ujian yang biasanya dihantui ketegangan berubah menjadi kegembiraan,” ujar Gelwa peserta ujian.
Aan wali dari Akmal kelas 6 juga menyatakan setuju dengan adanya UMI TM. Dia mengatakan anak-anak benar-benar dekat dengan guru, almamater/madrasah yang sudah hampir 6 tahun membesarkan dan membekali mereka dengan ilmu dan karakter yang positif.
“Kami bersyukur UMI TM hari pertama berjalan dengan lancar dan bermakna, harapannya pada awal tahun ajaran baru semua dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka seperti semula, ujar panitia. (NASD/mnh/rf)