Wamenag tutup kemeriahan Jambore Pasraman Tingkat Nasioanl III

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – Kemeriahan Jambore Pasraman Tingkat Nasional (jampasnas) III tahun 2014 yang digagas oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia dengan berbagai macam lomba untuk anak-anak tingkat dasar dan menengah usai sudah.

Malam penutupan Jampasnas dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Direktur Jenderal Bimas Hindu baru I Ketut Widnya dan yang lama Tri Guna, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Khaeruddin dan DIY Maskul Haji serta para Pembimas dari seluruh Indonesia, menjadi malam yang sangat istimewa dimana malam ini sekaligus merupakan malam pisah sambut Dirjen Bimas Hindu bahkan mungkin Wamenag yang dalam hitungan hari kabinet pemerintahan yang baru Joko Widodo – Yusuf Kalla segera dilantik, yang sudah barang tentu kabinetnya pasti akan mengalami perubahan.

“Penutupan Jambore Pasraman Tingkat Nasional III sungguh sangat istimewa, pelaksanaannya dibuka oleh Menteri Agama dan ditutup oleh Wakil Menteri Agama, saat pembukaan Dirjen Bimas Hindu adalah Bapak Tri Guna namun saat penutupan ini Dirjen Bimas Hindu yang baru adalah Bapak I Ketut Widnya, semoga malam istimewa ini membawa berkah bagi kiita semua, kedepan semoga prestasi-prestasi generasi muda Hindu akan semakin mencapai puncaknya”, tutur Nasaruddin mengawali sambutannya.

Sesuai dengan tema yang diusung oleh Jampasnas ini sebagai upaya menumbuhkan semangat kebersamaan, kepedulian dan rasa kebangsaan pada generasi muda Hindu untuk memperkokoh keutuhan dan sekaligus turut serta membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan keagamaan Hindu yang dilaksanakan pada setiap pasraman di Indonesia memiliki karakteristik yang sangat khas dan berbeda-beda, kekhususan itu terletak pada diberinya ruang pada pengaruh adat dan budaya keagamaan yang berkembang pada daerah tertentu, karenanya melalui jampasnas ini diharapkan ajaran agama dapat diimplementasikan dan dikolaborasikan dengan adat istiadat dan budaya setempat.

“Adat tanpa agama akan kehilangan rona dan sakralitasnya dan juga agama tanpa didukung oleh adat akan kehilangan keindahan agama itu sendiri, pada malam ini perpaduan antara adat dan agama menghasilkan kesakralan, keindahan dan profan”, lanjut Wamenag.

Beliau berharap kepada anak-anak peserta Jampasnas yang menyandang prestasi yang luar biasa bahwa “prestasi itu lambang keberhasilan dan piala hanyalah simbol semata, tentunya dengan semakin banyak dan besar prestasi yang diraih menjadikan tantangan bagi kita untuk bagaimana hal tersebut menjadi contoh dan teladan dilingkungan kita, tetapi akan sangat ironi jika kita berdiri tegak dengan piala disamping namun disaat bersamaan kita tampilkan akhlaq dan perilaku yang tidak terpuji, maka semakin tinggi prestasi yang diraih maka tampilkanlah akhlaq dan perilaku sebagai anak-anak yang pantas menjadi teladan bagi yang lain”.

“Bagi anak-anak yang tidak sempat memperoleh keuntungan dan prestasi pada even ini, percayalah bahwa ini adalah kesuksesan yang tertunda, esensinya prestasi itu sudah dicapai, apalah arti sebuah piala akan tetapi solidaritas jauh lebih penting dari segalanya”, pesan Beliau mengakhiri sambutannya.

Pada Jampasnas III tahun 2014 ini Daerah Istimewa Yogyakarta dinobatkan sebagai Juara Umum, atas perolehan piala yang diraihnya. Adapun jenis lomba yang dipertandingkan antara lain; Lomba Mantra Tri Sandya, Lomba Kramaning Sembah, Lomba Yoga Asanas baik putera maupun puteri, Lomba Pelafalan Doa Sehari-hari, Lomba Puisi Keagamaan, Lomba Cipta Lagu Kreasi Keagamaan Hindu, Lomba Out Bond, Lomba Pantun Keagamaan Hindu, dan lain sebagainya. (gt)