Semarang (Humas) – Dalam upaya menyambut implementasi Kurikulum Cinta, Kantor Kementerian Agama Kota Semarang bekerjasama dengan Penerbit Erlangga menyelenggarakan kegiatan Workshop kurikulum cinta menuju madrasah masa depan. Bertempat di Aula Lantai 2 Gedung Erlangga Semarang, Selasa (26/8/2025).
Mengangkat tema Menggenggam teknologi, Menyemai cinta, dan Mengukir prestasi, workshop kurikulum cinta dihadiri Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Saiful Mujab didampingi Kakankemenag Kota Semarang Muhtasit, Kasi Madrasah Moch. Fatkhuronji dan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Kota Semarang, Hidayatun.
Di hadapan 96 orang peserta workshop yang terdiri dari para kepala madrasah, wakil kepala bidang kurikulum, dan guru perwakilan dari seluruh madrasah wilayah Kota Semarang, Kakanwil menyampaikan bahwa kurikulum cinta ini adalah sebuah ide yang pendekatannya tidak hanya berfokus pada pemahaman konsep, tetapi juga pada kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan serta merefleksikan apa yang telah mereka pelajari.
“Dalam kurikulum cinta bagaimana kita memberikan pembelajaran kepada anak didik kita bukan sekedar berorientasi kognitif, tetapi bagaimana dari hati dan jiwa kita memberikan pendidikan Afektif dan Psikomotorik,” tutur Kakanwil.
Menurutnya madrasah adalah lembaga pendidikan yang menumbuhkan karakter, sehingga yang ditumbuhkan adalah cinta kepada Allah SWT, cinta kepada Rasul, cinta kepada sesama, cinta kepada dirinya dan tentunya cinta kepada lingkungan dan alam sekitarnya.
“Saya mohon di era global ini kita harus berpikir kritis. Mengawal kurikulum cinta dan memberi contoh dengan hati, baik cinta kepada Allah, manusia dan alam sekitar sesuai Asta Protas Kemenag Berdampak,” terangnya.
Generasi madrasah adalah generasi hebat, yang siap, berpikir kritis, berkarakter, dan berakhlakul karimah. Jadi ini bukan sekadar tanggung jawab tetapi ini adalah kesempatan.
“Sedangkan bapak ibu guru harus bisa berbicara melalui contoh, teladan dan pengalaman bagaimana membangun cinta melalui dasar agama. Ini yang harus kita tanamkan untuk anak didik kita agar bisa menjadi generasi hebat,” ucap Saiful Mujab.
Kakanwil juga mengajak seluruh pengelola madrasah untuk dapat menjadikan madrasah seperti rumah kedua, yang nyaman, ramah dan aman untuk anak-anak. Dalam balutan kurukulum cinta bukan hanya materi saja tetapi juga lingkungan dan kompetensinya harus saling terkait.
“Ada tiga prinsip utama dalam pembelajaran mendalam, yakni mindful (belajar dengan kesadaran penuh), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan),” pungkasnya.(Sua)








