KUA Adakan Pelatihan Membaca Al Qur’an Dengan Metode Tilawati

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Kalau di amati metode membaca Al Qur’an saat ini sudah sangat berkembang dan beragama mulai dari metode Qiroati,Tilawati,  Al Baghdadi, Iqro dan Yan-bu’a. Semua metode tersebut telah menunjukkan hasil yang menggambarkan kemudahan cara membaca Al Qur’an.

Ungkapan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyampaikan “Mencari ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Selama hayat masih dikandung badan tidak ada kata terlambat utk bisa membaca Al Quran. Hal ini menjadi cambuk bagi penyuluh Agama Islam Fungsional di KUA Slogohimo untuk terus mengajarkan Al Qur’an bagi umat muslim dengan berbagai metodologi.

Bertempat di Aula Kantor Uurusan Agama (KUA) Kecamatan Slogohimo di selenggarakan Pelatihan Membaca Al Qur’an dengan Metode Tilawati Angkatan ke-3 yang di ikuti ustadz/ustadzah TPQ se Kecamatan Slogohimo, Selasa (08/08).

Menurut Eky Tajul Arifin, Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Slogohimo sebagai penggagas Pelatihan menyampaikan bahwa metode Tilawati adalah merupakan salah satu di antara metode pengajaran Al Qur’an yang menawarkan suatu sistem pembelajaran Al Qur’an yang yang mudah, efektif dan efesien demi mencapai kualitas bacaan, pemahamanan dan implementasi Al Qur’an.

Metode Tilawati menggabungkan metode pengajaran secara klasikal dan privat secara seimbang sehingga pengelolaan kelas lebih efektif serta dengan seni yang indah di dengar serta muda di terima peserta pelatihan.

Sedangkan Kepala KUA Slogohimo, Sholihul Hadi menyampaikan bahwa kegiatan ini perlu di teruskan mengingat yang menjadi peserta didik  bukan santri TPQ atau anak sekolahan tetapi para Asatidz dari berbagai desa dan kelurahan sehingga kedepan akan muncul komitmen mengajarkan Al Qur’an di daerah.

“Kegiatan pelatihan tersebut juga bertujuan untuk menciptakan kemampuan pengajar TPQ sehingga di lapangan mampu memompa semangat santri TPQ dalam membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Quran mengingat TPQ merupakan lembaga untuk mewujudkan dan generasi muda yang Qur’ani, dan melestarikan nilai-nilai Al-Quran di tengah zaman yang sudah berkembang pesat ini,” jelas Sholihul Hadi.

Kedepan TPQ harus menjadi lembaga yang credible dan menarik dengan cara pengelolaan TPQ harus di kelola dengan sepenuhnya jangan cuma sampingan, TPQ harus mulai bangkit jangan cuma meningkat dari sisi kuantitas tetapi harus meningkat secara kualitas.

“Semoga keberkahan dari yang mengajarkan dan yang membaca bisa di dapatkan karena yang di kaji adalah Al Qur’an,” ungkapnya. (Mursyid _ Heri/Wul)