2 PASRAMAN JATENG DI VISITASI DIRJEN BIMAS HINDU

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali, Kegiatan visitasi adalah melakukan kunjungan untuk memperoleh informasi dan data terkait lembaga, siswa, guru, untuk validasi data sebagai bahan regulasi menyusun program dalam validitas sebagai data dukung akreditasi lembaga. Peran dan fungsi visitasi sangatlah penting, sebab mengunjungi lapangan adalah untuk survei secara langsung terhadap objek sebagai sasaran dalam pengembangan komponen standart lembaga pendidikan.

I Dewa Made Artiyasa, Pembimbing Masyarakat Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah mendampingi tim visitasi Pasraman Loka Samgraha di Kabupaten Boyolali dan Pasraman Radite Widya Jepara (16-17/11), masing-masing bertempat di Pura. Dan tim visitasi dari Dirjen Bimas Hindhu Kementerian Agama RI adalah I Gusti Agung dan Sri Wahyuni itupun disambut sangat antusias oleh para tokoh umat Hindu setempat.

“Visitasi ini dilaksanakan bagian dari model survei langsung supaya dapat menyatukan kebijakan dalam memberi pelayanan untuk pengelolaan lembaga pendidikan baik dari pasraman formal dan non formal, dan itu sekaligus sebagai wahana pembinaan secara langsung ke daerah”; I Dewa menjelaskan di sela-sela mendampingi untuk mengunjungi 2 Kabupaten di Jawa Tengah.

I Dewa memberi masukan, “sebaiknya bagi pendiri pasrman harus selalu mendampingi dan mengarahkan agar umat Hindu di Jepara dan Boyolali bisa fokus untuk melihat peluang ke depan terkait pendidikan keagamaan Hindu guna membentengi generasi muda Hindu di jaman globalisasi yang harus kita hadapi dan semakin banyak tantangan ”.

“I Gusti Agung, Kasi Pendidikan Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI saat dialog secara langsung sambil verifikasi data terkait komponen persyaratan meliputi ijin operasional untuk Pasraman dan berbagai macam kendala keumatan disampaikan satu persatu oleh para pengelola Pasraman, di samping itu pula para pengelola juga banyak yang mengajukan usulan permohonan bantuan rehab pura dan sarana keagamaan berupa Gong, pakaian tari, karena ini juga untuk pengembangan pasraman. Hal ini tentunya disambut baik oleh I Gusti Agung.

Selain itu, I Gusti Agung juga mendorong umat Hindu agar membentuk lembaga pendidikan Keagamaan Hindu berupa Pasraman namun dengan syarat semua persyaratan harus dipenuhi terlebih dahulu baik yang mengajukan formal dan non-formal,” imbuhnya.

“Para tokoh umat Hindu jangan hanya terpaku pada pembangunan pura saja. Dengan SDM yang besar dan mampu hendaknya membangun pasraman yang dapat memberikan fasilitas lebih kepada umat untuk menempuh pendidikan, dan agar pelayanan pendidikan siswa lebih kondusif, pungkas I Gusti Agung.(ali).