Alumni UIN Jangan Mengganggu NKRI

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang, Perkembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di lingkungan Kementerian Agama semakin mendapat respon yang sangat positif di lingkungan masyarakat. Seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, yang semula dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Perkembangan lembaga yang sangat pesat terbukti dari IAIN menjadi UIN telah telah meluluskan 76 Doktor, 1.304 Magister, 30.209 Sarjana, 793 ahli madya, 236 ahli muda.

Acara sidang senat terbuka, (31/17) sekaligus memwisuda 750 mahasiswa terdiri dari 712 sarjana, 34 magister dan 4 orang Doktor, bertempat di Aula II kampus tiga, ngaliyan semarang. Hadir Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, Muhibbin Rektor UIN walisongo, Farhani Kakanwil Kemenag Jateng, pihak Pangdam dan Polda jateng, Gunaryo Kabiro Hukum Kemenag RI, Guru Besar UIN Walisongo, Ahmad Rofiq direktur pasca sarjana UIN Walisongo Semarang, Sekretaris Dirjen Pendidikan Islam Moh ishom Yuski, dan wisudawan-wisudawati meliputi 7 Fakultas dan program sarjana.

Muhibbin rektor IAIN walisongo, memberi arahan kepada wisudawan, jadi alumni harus mampu mempraktekkan ilmu yang semua diperoleh dengan metode menyatukan dengan nilai islam yang rahmatan lil’alamiin. Tambahnya, Ia menegaskan “alumni jangan sampai melakukan praktek hura hura yang mengganggu NKRI(Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Islam yang damai, dalam konteks ke-Indonesia-an dengan sebutan Islam nusantara jangan sampai alumni muncul sebagai orang yang radikal apalagi terorisme, jelas Muhibbin.

Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Syaifuddin dalam orasi ilmiahnya, dihadapan sidang senat terbuka, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya dalam berbagai sumber daya alam, sehingga menjadi incaran bangsa lain.

Dengan kondisi tersebut, kata Menag bentuk bahaya apa yang harus diantisipasi kita harus berusaha maksimal, termasuk bonus demografi yang sangat hebat, maka perlu memakai kaidah ushuliyah yang sangat populer yaitu; Dar’ul mafasid muqaddamun ‘ala jalbil mashaalih (menolak/mencegah kerusakan didahulukan dari pada melakukan kebaikan). Kaidah ini sebagai bangunan mindset, Menag memberi gambaran data sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan bonus demografi sejak 2010 hingga 2045, seperti kondisi 100 penduduk usia kerja menaggung kurang dari 50 penduduk usia 0-14 tahun dan diatas 65.

Tambah Menag, yang jelas melalui tema “Pengembangan PTKIN Menghadapi Momentum Bonus Demografi” bonus demografi sesuai hasil survei The Mc Kinsey Global Institute diprediksi pada 2035 akan menempati peringkat 7 ekonomi dunia, jelas Menag.

Kondisi itu tambah Menag, “berarti antara penanggung dengan yang ditanggung jauh lebih banyak yang menanggung”.

Untuk mengimbangi kondisi tersebut, Lukman Hakim berharap Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) hendaknya mampu mengembangkan Critical system Thinking sebagai pola pengembangan lembaga dalam memenuhi kebutuhan pasar gobal dunia yang semakin tanpa batas, pungkas Menag.(ali)