Pemahaman Hisab Rukyat Ciptakan Keyakinan dan Kemantapan Beribadah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Untuk meningkatkan kompetensi tenaga pelaksana di bidang Hisab Rukyat dalam upaya penentuan Awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah, penentuan arah kiblat dan pembuatan jadwal shalat, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri melalui Penyelenggara Syariah melaksanakan kegiatan sosialisasi  Hisab dan Rukyat tahun 2016, Rabu (26/10) bertempat  RM. Masakan Jawa Saraswati yang di ikuti pegawai KUA.

Kegiatan sosialisasi di buka Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri, Muslim Umar dan sekaligus menyampaikan materi kebijakan Pemerintah di bidang Hisab Rukyat,  dalam paparannya  belaiu berharap peserta mampu menyerap dan memahami materi yang akan di berikan kepada seluruh peserta dapat mensosialisasikan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat di masyarakat.

Setidaknya untuk penentuan Arah Kiblat, para peserta sudah mampu melakukannya sendiri jika ada permintaan arah kiblat dari masyarakat di kecamatan.

Menurut Muslim Umar  Ilmu Falak atau Hisab dan Rukyat adalah ilmu yang sangat berkaitan dan memegang peranan penting dalam kegiatan ibadah sehari-hari umat Islam, mulai dari penentuan arah kiblat, pembuatan jadwal shalat, penentuan awal Ramadan, 1 Syawal dan Idul Adha bahkan sampai prediksi kapan waktu terjadinya peristiwa gerhana saat umat muslim diperintahkan mengerjakan shalat gerhana semuanya tidak dapat dipisahkan dari ilmu falak.

“Sebagai ASN di KUA harus memahami tentang bagaimana menentukan arah kiblat sholat, penghitungan tanggal qomariyah dan syamsiah dan ke depan akan mengetahui penentuan waktu sholat, awal bulan dan hari raya, mengingat mereka bersentuhan dengan umat di bawah,” imbuh Muslim Umar.

Dengan dilaksanakannya sosialisasi ini diharapkan para peserta dapat menjadi jembatan untuk mensosiliasasikan berbagai kajian dan persoalan hisab dan rukyat di masyarakat. Seringnya terjadi perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha dan hari-hari besar umat Islam lainnya tentunya tidak saja harus diterima dengan arif tetapi juga dapat dijelaskan secara keilmuan dan syariatnya sehingga masyarakat akan tenang, tentram dan tumaninah menjalankan syariat agamanya.

Mengingat  keyakinan dan kemantapan amal Ibadah umat Islam dengan ainul yaqin atau paling tidak mendekatinya atau bahkan sampai pada haqqul yakin, maka perlu berusaha agar arah kiblat yang dipergunakan mendekati kepada arah yang persis menghadap ke Baitullah.

Adapun sebagai nara sumber lainnya adalah pengurus BHRD Kabupaten Wonogiri  yaitu H. Haryadi yang menyampaikan materi Rushdul kiblat serta H. Hidayat Maskur  yang memaparkan permasalahan perkembangan hisab rukyat di Indonesia (Mursyid_Heri/gt)