Akhirussanah, Ajang Penampilan dan Pelestarian Budaya dan Seni di Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Budaya Indonesia merupakan identitas bangsa yang tidak ternilai harganya. Keragaman budaya Indonesia merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan agar tidak punah. Sebagai salah satu komponen bangsa di bidang pendidikan, madrasah juga mempunyai peran dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia.

Hal ini tercermin dalam kegiatan Haflah Akhirussanah atau wisuda siswa kelas IX MTs Negeri 1 Kota Semarang yang diselenggarakan pada akhir bulan Mei lalu. Acara tahunan tersebut dimeriahkan dengan berbagai penampilan para siswa, antara lain Tari Golek Campursari dan Tari Kreasi Baru Sesonderan, yang menjadi tarian khas Kota Semarang. Tarian ini biasa ditampilkan saat menyambut tamu penting.

Selain tari, pada kesempatan itu juga ditampilkan regu koor paduan suara, digemakan sholawat oleh Tim Hadrah yang meraih juara 1 kategori putra dan putri dalam Ajang Kompetisi Seni dan Olah Raga Madrasah (AKSIOMA) tingkat Kota Semarang. Penampilan kesenian lain berupa persembahan lagu-lagu pop dari group emtessa band. Dilanjutkan dengan pidato tiga bahasa dan khotbah iftitah, serta persembahan lainnya dari kreativitas siswa-siswi MTs N 1 Kota Semarang.

Kepala Madrasah Mudlofir di hadapan sekitar 700 hadirin mengatakan, setelah sebelumnya dilaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) MTs pada 2, 3, 4 dan 8 Mei 2017, akhirussanah merupakan kegiatan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT yang diisi dengan pentas berbagai seni dan budaya oleh para siswa.

“Madrasah juga berkomitmen dalam pelestarian budaya dan kesenian bangsa,” ujar Mudlofir. Selama belajar di madrasah, para siswa diberikan pilihan dan kesempatan untuk menyalurkan minat dan bakat berkesenian dan olah raga melalui berbagai kegiatan ekstra kurikuler. Akhirussanah merupakan ajang penampilan dan pentas seni yang menampilkan kemampuan para siswa.

Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang Muh Habib, ketika dimintai keterangan Jum’at (09/06) terkait peran madrasah dalam pelestarian budaya mengatakan, harus diakui, saat ini di era globalisasi, banyak generasi muda yang melupakan budaya Indonesia. Tidak sedikit anak muda yang meningalkan budaya tradisional dan beralih ke budaya modern. Oleh karenanya madrasah juga berkewajiban untuk menanamkan dan memupuk kecintaan anak didik terhadap budaya dan kesenian kita.

“Budaya asing harus kita filter agar budaya kita sendiri tidak punah Hal terpenting dalam tujuan pendidikan adalah menumbuhkan jiwa nasionalisme peserta didik. Mencintai budaya merupakan bagian dari nasionalisme. Siapa lagi yang akan peduli terhadap pelestarian budaya kita jika tidak kita sendiri,” tegasnya.(ch/gt)