081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Langkah Kemenag Dalam Menangkal Radikalisme

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – Pelaksanaan kurikulum pendidikan agama dan keagamaan di sekolah dan madrasah dapat berfungsi sebagai benteng masuknya radikalisme. Hal ini dikarenankan kurikulum yang diberlakukan sudah melalui uji kelayanan sebelum dilaksanakan. Sehingga bisa dipastikan kurikulum yang ada di madrasah maupun pondok pesantren sudah sesuai standar.

Pernyataan tersebut disampaikan Kakankemenag Kabupaten Cilacap, Jamun, Senin (10/7) pada Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Ruang Gadri Pendopo Kabupaten Cilacap.  Rapat yang dipimpin langsung oleh Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji membahas perkembangan terakhir terkait Kamtibmas.

Dikatakan lebih lanjut bahwa, selama ini Kemenag telah menjalankan langkah antisipatif dan responsif. Kegiatan ini dilakukan melalui para guru, Kyai, Ustad, Penyuluh dan aparatur di jajarannya. Bahkan Kemenag Cilacap telah menerbitkan surat pencabutan izin operasional salah satu madrasah di Cilacap. Pencabutan tersebut setelah diadakan pembinaan sebelumnya. Ternyata pihak madrasah tetap ngotot dengan prinsipnya yang menyimpang dari aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan terkait penerangan publik, Kemenang melalui para penyuluh agama Islam telah bekerja sama dengan Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Salah satu wujud kerja sama dituangkan dalam wujud kegiatan Da’i Kamtibmas hasil kerja bareng Polres Cilacap.

“Kami selama ini secara aktif telah melakukan langkah-langkah mulai dari antisipatif, preventif, persuasif, bahkan hingga represif kepada aparatur maupun institusi yang bernaung di bawah Kemenag. Kerja sama lintas sektoral dengan Kepolisian, BNN, Kesbangpol dan sektor lain masih terus kami galakkan. Termasuk himbuan kepada publik melalui Penyuluh, Kyai, dan Khotib tentang pentingnya menjaga keutuhan NKRI. Contohnya pada khutbah Idul Fitri yang mana materinya kami sebarkan ke seluruh kecamatan dan desa melalui KUA dan penyuluh,”katanya.

Pemaparan tersebut sebagai jawaban atas makin maraknya tindakan ekstrim baik aliran kanan maupun kiri. Pihaknya juga mengprasiasi langkah Polri dalam menangani peristiwa ledakan di KUA Sidareja. Adapun terkait motif peledakan, Polisi hingga kini masih terus melakukan penyelidikan. (On/bd)