Lomba MAPSI Wahana Pendadaran Siswa Menuju Generasi Bertaqwa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – Untuk mengimbangi derasnya arus perkembangan zaman yang makin kencang diperlukan kualitas filter yang baik. Penyebarluasan infromasi yang kian tak terbendung sedikit banyak telah merubah pola pikir dan karakter generasi muda. Karenanya diperlukan bekal ilmu agama sebagai komponen utama filter kehidupan. Sehingga lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Islami (MAPSI), pada sekolah dasar menjadi wahana yang tepat sebagai wahana pendadaran siswa menuju generasi bertaqwa.

Hal tersebut dilontarkan Kakankemenag Kab Cilacap melalui pelaksana tugasnya, Jasmin, menjelang pembukaan lomba MAPSI tingkat Kabupaten Cilacap 2018 di SMP AL Azhar 16 Cilacap.

Menurutnya, sekolah sebagai lembaga pendidikan terbesar memiliki potensi yang luar biasa untuk menyumbang modal pembangunan. Jumlah siswa yang berlimpah harus mampu diolah dengan baik agar menjadi penerus bangsa yang dapat diandalkan. Modal kepandaian saja tidaklah mencukupi tanpa diimbangi dengan iman dan taqwa yang kuat. Karenanya, pendidikan agama di sekolah sudah seharusnya dikelola dengan baik agar mampu memberi warna tersendiri.

“Para guru PAI juga harus mampu berlomba dengan derasnya perkembangan teknologi informasi. Jangan sampai guru agama malah gaptek. Umat Islam seharusnya terlebih dahulu menguasai teknologi. Tapi karena Allah berkehendak lain, maka seolah-olah teknologi tidak ada kaitannya dengan agama. Padahal jauh sebelum manusia berbicara tentang teknologi,  kitab suci Al-Qur’an telah  menginformasikan teknologi canggih,”katanya.

Dia mencontohkan bagaimana Al Qur’an menerangkan cara menciptakan alam semesta beserta isinya. Bagaimana Allah menciptakan manusia, menerangkan sistem tata surya, tata pembukuan, perdaganan dan seterusnya hingga penjelajahan angkasa luar yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad saw.

Diterangkan pula bahwa, sebelum sekarang ada istilah ‘On line’, umat Islam sudah dari dulu menjalaninya. Hal ini bisa dilihat bahwa tidak ada sesuatu amalpun yang tidak dihisab atau dicatat. Allah selalu mengawasi dan tidak pernah tidur. Istilah bisa berbeda-beda tetapi secara esensi adalah sama.

Dari pengertian tertsebut, guru PAI diminta meningkatkan kualitas kreatifitasnya, termasuk pada kegiatan lomba MAPSI. Kreatifitas dapat diwujudkan dalam bentuk dan teknis yang disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing. Sehingga apapun bentuk kegiatannya akan selalu dapat menjawab tantangan perkembangan zaman. Sedangkan yang harus selalu diingat adalah segala sesuatu harus dikaitkan dengan Al Qur’an sebagai acuan dasar. Sehingga pendidikan agama betul-betul membentuk sikap mental yang Qur'ani, pungkasnya. (On)