Bimbingan Perkawinan Sebagai Langkah Preventif Cegah Perceraian

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – Selain merevitalisasi Badan Pembinaan, Penasehatan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Kemenag juga menggencarkan program Bimbingan Perkawinan (Bimwin).  Program tersebut merupakan upgrade atau pengembangan dari program sebelumnya, yakni Kursus Calon Pengantin (Suscatin).

Kementerian Agama Cilacap, Senin (22/10) menggelar Bimwin angkatan X di Gedung PWRI Kecamatan Kesugihan. Berdasarkan rencana, Bimwin akan digelar hingga angkatan XXVIII sampai akhir 2018. Untuk tiap angkatan diikuti sebanyak 50 peserta atau 25 calon pasangan pengantin.

Kakankemenag Kabupaten Cilacap melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Jasmin, dalam sambutannya mengatakan bahwa, Bimwin merupakan langkah nyata Kemenag dalam menanggulangi tingginya angka perceraian. Menurutnya, kinerja BP4 hingga kini masih belum menampakkan hasil. Penanganan perkawinan setelah terjadi konflik kurang efektif, sehingga diperlukan langkah preventif  yakni melalui Bimwin.

“Penanganan masalah perkawinan oleh BP4, ternyata kurang efektif. Hal ini disebabkan kebanyakan pasangan yang datang ke BP4 masalahnya sudah sangat kronis. Sehingga tingkat keberhasilan BP4 sangat minim. Untuk itulah Kemenag meluncurkan program Bimwin sebagai langkah ansitipasi agar pasangan usami isteri tidak rentan terhadap godaan yang datang,”katanya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa, liku-liku kehidupan rumah tangga sangat kompleks dan tidak ada yang sama. Karenanya, sebelum menjanani kehidupan rumah tangga, mestinya setiap pasangan sudah memiliki bekal yang cukup. Akan tetapi tidak ada satu pun lembaga pendidikan formal yang secara khusus memberikan pengetahuan tentang kerumah tanggaan. Atas dasar tersebut, kegiatan Bimwin menjadi memiliki peran yang sangat strategis dalam menciptakan kehidupan perkawinan yangharmonis.

Selama dua hari penuh, peserta Bimwin dididik langsung oleh para pelatih atau tutor yang telah dilatih di tingkat nasional. Para peserta diberikan materi menggunakan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kearifan lokal. Materi yang disajikan betul-betul seuai kehidupan riil di masyarakat. Dia berharap, dengan diberikan pembekalan sebelum menikah akan mampu memberikan kesan yang mendalam.

“Masa-masa menjelang pernikahan merupakan masa yang paling indah. Sehingga dengan diberikan pembekalan melalui Bimwin diharapkan akan meninggalkan kesan mendalam yang akan diingat sepanjang masa. Endingnya, para pasangan yang mengikuti Bimwin akan menjalani kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, pungkasnya.(On/bd)