Pembinaan Dan Penguatan Organisasi IGRA Didukung Pemkot Kota Semarang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Bak gayung bersambut. Keluhan dan keprihatinan para guru Roudhotul Athfal (RA) yang selama ini kesejahteraannya dirasa masih memprihatinkan mendapat angin segar dan solusi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Semarang.

Pada acara Pembinaan Pengurus Daerah IGRA Kota Semarang dan Pelantikan dan Rakerda Periode Tahun 2020 – 2025 dikemas pula Pembinaan dan penguatan organisasi “Sinergitas Pemkot & IGRA dalam meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan anggota IGRA di Kota Semarang yang berlangsung di aula lantai 8 Gedung Moch Ihsan Balaikota Semarang, Rabu (10/2/2021).

Diskusi dan serap aspirasi tersebut menghadirkan walikota Semarang yang diwakili Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Kesra, Ketua Komisi D DPRD, Diah Ratna Harimurti, dan Kakankemenag, H. Muhdi dengan moderator Kabag Kesra, Ali Sofyan.

Di dalam pengantarnya, H. Ali Sofyan menyampaikan, diskusi ini merupakan gayung bersambut. Pasalnya, pihaknya sudah lama ingin bertemu dengan Kakankemenag Kota Semarang, H. Muhdi, terkait program pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama yang belum terjangkau oleh Kemenag Pusat.

“Kami sangat mendukung dan berusaha menfasilitasi. Saat ini, bersama kita pun ada ibu Dety (Diah Ratna Harimurti, Ketua Komisi D) yang pasti ikut mendukung dan butuh masukan untuk bahan diskusi di dewan,” tutur H. Ali Sofyan.

Sebelumnya, Walikota Semarang melalui Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), dr. Widoyono, berkomitmen untuk mencarikan solusi dan formula bantuan yang tidak menabrak aturan untuk para guru Roudhotul Athfal (RA) Kota Semarang yang honor mengajarnya masih memprihatinkan.

Widoyono menyatakan, pertemuan seperti ini sangat penting karena terkait dengan pendidikan di Kota Semarang. Selama ini, pihaknya telah memberikan “bisyaroh” kepada guru pendidikan keagamaan, termasuk guru Madin dan guru TPQ. Namun untuk guru yang tergabung dalam IGRA, sampai saat ini belum tersentuh.

“Segera buat proposal ke walikota terkait bisyaroh guru RA,” pesan Widoyono kepada ketua PD IGRA, Aminuddin, yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.

H. Ali Sofyan mengatakan, tentu semua ini berproses dan butuh waktu agar aman bagi semuanya, yakni aman bagi pemberi dan aman bagi penerima. Karena itu, perlu formula yang tepat agar tidak menabrak aturan.

“Perlu dipikirkan melalui hibah vertikal terkait anggaran yang tidak difasilitasi oleh Kemenag Pusat,” tambah H. Ali Sofyan.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Diah Ratna Harimurti menegaskan, pihaknya segera membahas aspirasi yang diperoleh dari diskusi ini untuk dibawa ke dewan terkait kesejahteraan anggota IGRA.

“Kami sangat mendukung dan akan segera kami tindaklanjuti,” Kata Ketua Komisi D yang akrab dipanggil ibu Dety ini sambil tersenyum.

Sedangkan Kakankemenag Kota Semarang, H. Mudi, menyatakan bangga dan berterima kasih pada komitmen walikota Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang mendukung dan menfasilitasi kegiatan Ikatan Guru Roudhotul Athfal (IGRA) Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang pun saat ini sedang menggodok dan mencari formula yang tepat untuk menfasilitasi tenaga pendidik yang tergabung dalam IGRA.

Menurut H. Muhdi, sampai saat ini, masih ada yang belum kenal dengan IGRA. Organisasi IGRA merupakan organisasi profesi sebagai wadah guru Roudhotul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA), dan Tarbiyatul Athfal (TA) untuk menyamakan visi, misi, dan persepsi di Kementerian Agama.

“Mudah-mudahan pertemuan ini penuh makna dan berkah. Para guru yang tergabung dalam IGRA merupakan warga Kota Semarang dan rakyatnya pak walikota,” tuturnya. (Amhal Kaefahmi/bd)