Kepala dan Dewan Guru MI Al-Fatah Ikuti Simaan Al Quran Peserta Khotaman Bilghoib 30 Juz Putri PP Al Fatah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Kepala MI Al Fatah beserta dewan guru mengikuti simaan Al Qur’an 30 Juz Bilghoib di Aula Ponpes Al Fatah Parakancanggah secara langsung, Kamis, (24/6)

Kepala madrasah dan dewan guru turut menyimak dan mendengarkan hafalan peserta dari Juz 1 sampai Juz 30 yang dimulai dari selepas subuh dan diperkirakan akan selesai sampai malam hari.

“Simaan merupakan tes bagi para peserta khotmil qur’an bilghoib Juz 30 putri PP Al Fatah,” jelas Durotun Nafisah, selaku salah satu pengurus Ponpes Al Fatah

“Tujuan dari simaan ini adalah melatih anak-anak yang sudah hafal Al qur’an 30 Juz tersebut untuk bisa disimak oleh orang lain, mampu murojaah mengulang-ulang hafalannya dengan bacaan yang tartil dan baik,” imbuhnya.

Kepala Madrasah dan dewan guru sangat kagum dan terharu mendengar bacaan dan hafalan para peserta yang sangat merdu, indah, dan lancar hafalannya. Hal ini sangat menginspirasi dan memotivasi para guru lainnya untuk bisa hafal 30 Juz seperti yang diungkapkan salah satu guru MI Al Fatah.

“Menyaksikan para peserta simaan khotmil qur’an membuat hati adem, tenang, dan bahagia. Serasa dekat dengan Allah. Hal ini membuat saya ingin menghafal seperti mereka,” kata Eti Ngarofah.

Bukanlah hal mudah untuk bisa menjadi penghafal Al Qur’an, karena butuh niat dan tekad yang kuat, butuh kedisiplinan dan konsentrasi yang tinggi.

“puji syukur atas hidayah Allah, saya diberi kesempatan untuk bisa menghafal Al qur’an dan hari ini saya merupakan salah satu peserta sima’an tentu perasaan saya sangat senang namun sedikit nervous sih,” ungkap Marba, salah satu guru Al Fatah yang menjadi peserta khotmil qur’an.

“Persiapan yang saya lakukan ya simple, banyak berdoa dan diperbanyak tadarus dan murojaah dengan teman-teman santri lainnya,” imbuhnya

Menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia, ia termasuk orang-orang pilihan yang sangat istimewa. Sebab tidak semua orang diberikan anugerah mampu hafal Al-Qur’an secara sempurna. Semoga menular ke penulis dan pembaca. (nasd/ak/rf)