Tahun Baru Hijriyah, Kepala Kemenag Brebes Ajak ke Arah Lebih Baik

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Brebes, Pergantian tahun 1442H ke tahun 1443H, yang jatuh pada Selasa, 10/08/2021, umat Islam Indonesia dan  seluruh dunia akan memasukainya tanpa kecuali dimanapun keberadaanya.

Pergantian waktu yang terasa lebih cepat, dimana umat manusia pada saat ini diuji dengan mewabahnya covid-19, yang terjadi di seluruh belahan dunia. Hal ini sebagai pelajaran bahwa pentingnya menghargai waktu agar kita sebagai manusia tidak merugi, mengingat manusia yang beruntung adalah hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

H. Fajarin, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes mengungkapkan, bahwa di masa seperti sekarang ini dimana covid-19 sedang mengamuk disebagian besar wilayah Indonesia. “Kita dituntut agar lebih bersabar dan  memaksimalkan ikhtiar. Baik ikhtiar lahir dengan menerapkan prokes 5 M (Memakai masker, Mencucui tangan, Menjaga jarak, Mengurangi mobilitas dan Menjauhi kerumanan) dan ikhtiar batin dengan 2M (Memperbanyak doa, mohon ampun dan pertolongan kepada Allah SWt. dan Memperbanyak shadaqah, mengingat janji AllaH SWT  Shadaqah dapat menolok bala dan bencana.  Supaya kita  dapat keluar dari pandemi ini,” ungkap H. Fajarin diruang kerjanya, ketika diminta pesan dan kesan Tahun Baru Hijriyah 1443H.   

“Di momen tahun baru hijriyah ini, marilah kita berazam kepada Allah SWT, agar kita bisa hidup lebih baik dan dapat mempergunakan waktu semaksimal mungkin, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Pergunakan lima perkara sebelum datang lima perkara, yaitu Hidup sebelum mati, muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit dan kaya sebelum miskin,” jelasnya.

“Dengan memaksimalkan 5 perkara sebelum  datang 5 perkara, tidak ada alasan bagi umat islam, hanya berpangku tangan.  Khususnya bagi ASN di lingkungan  Kementerian Agama Kabupaten Brebes dan masyarakat muslim pada umumnya, supaya tidak pernah menyia-nyiakan waktu,  waktu  yang ada hendaklah dimaksimalkan untuk selalu beribadah, baik ibadah yang sifatnya ritual maupun ibadah yang sifanya sosial kemanusian, seperti bekerja melayani masyarakat,” Imbuhnya. (hid/Sua).