UPZ Kankemenag Brebes Memberikan Santunan Bagi Korban Bom Kampung Melayu Tahun 2017

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Brebes – H. Fajarin  selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes menyerahkan bantuan dari UPZ Kemenag Brebes untuk pemberdayaan ekonomi bagi  korban kejadian Bom Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara. Penyerahan bantuan dilakukan di Aula kantor Desa Karang Sembung Kec. Songgom, pada Jumat, (10/12/2021).

“Bantuan  atau santunan ini merupakan dana ZIS yang dikelola oleh UPZ kankemenag Brebes. Semoga bantuan ini dapat membantu saudara kita untuk membangun perekonomian agar dapat hidup dengan layak dan mandiri,” ucap H. Fajarin. Kakankemenag Brebes juga menyampaikan rasa bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada korban peristiwa bom kampong melayu.

Rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari peringataj Hari Amal Bhakti Kementerian Agama RI yang ke-76 yang akan diperingati pada tangal 03 Januari 2022. Turut mendampingi Kepala Kantor, Sekretaris UPZ Kankemenag Brebes, H, Faedurrohim, dan Musoikan Kecamatan Songgom dan tim UPZ Kanakmenag Brebes serta Ibu-ibu Dharma wanita persatuan Kemenag Kab. Brebes.

Adapu bantuan yang diberikan berupa uang diberikan kepada meraka yang menjadi korban Bom Kampung Melayu, Para Jompo dan anak yatim piatu di desa karang sembung kecamatan songgom.

Korban Bom Kampung Melayu tersebut setiap tahun mendapat santunan. ”Alhamdulillah, bantuan setiap tahun kami sampaikan kepada para korban BOM  Kampung Melayu semoga dapat meringkan beban hidup saudara-saidara kita yang terkena musibah tersebut,” jelas Faedurohim.

Sementara Pipit (25) korban bom kampung melayu yang mendapatkan program kemenag peduli, menyampaikan rasa syukur dapat perhatian dan kepedulian dari Kemenag. ” Alhamdulillah hari ini dapat sumbangan dari Kemenag Brebes,” kata Pipit salah satu korban langsung bom kampung melayu tahun 2017 lalu.

Diceritakan oleh Pipit, Saat kejadian dirinya sedang berjalan usai kuliah, setelah pulang kuliah tepat dibelakang kamar mandi tiba tiba terdengar ledakan keras. “Sekira beberapa detik saat ledakan, sudah tidak dapat mendengar sama sekali, bahkan ketika ada luka dibahu, tidak merasa sakit sedikitpun,  beberapa saat saya mendengar, teriakan-teriakan lari ada bom, saya pun berusaha lari, namun ternyata saya tidak kuat dan terjatuh, hingga akhirnya ditolong dan dibawa kerumah sakit,” ceritanya.

Pipit mengaku hingga saat ini akibat peristiwa tersebut lukanya masih terasa sakit sehingga masih tetap mengonsumsi obat untuk menahan sakit. Bahkan akibat peristiwa tersebut, Pipit memiliki cacat permanen dengan salah satu tanganya tidak bisa digerakan.(Hid/Sua)