Ramadhan Sarana Taubat dan Peningkatan Kualitas Diri Bagi Pelayanan Umat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

oleh. Moh. Tauhid.

Brebes, Awal Bulan Ramadhan 1443H, sesuai dengan keputusan hasil sidang Itsbat Kementerian Agama Republik Indonsia, yang dilaksanakan pada Jumat petang, (01/04/2022), dengan sebelumnya didahului pelaksanaan Rukyatul Hilal di 101 titik pengamatan di seluruh Indonesia, dan dari seluruh pengamatan tidak ada yang menyaksikan adanya hilal sebagai pertanda bulan baru maka menjadi keputusan bersama bahwa awal Ramadhan dilaksanakan pada Ahad, (03/04/2022).

“Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Salah satu keberkahan yang dapat kita raih adalah pengampunan dosa. Bulan Ramadhan adalah waktu yang terbaik untuk beramal saleh dan bertaubat, karena pada Bulan Ramadhan pintu taubat terbuka lebar,  seperti yang diriwayatkan pada Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim yang berbunyi : “Ketika masuk bulan Ramadhan, maka setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” jelas H. Fajarin selaku kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes ketika dimintai pendapatnya melalui sambungan whatsapp-nya

“Keberkahan lain yang  dapat diraih pada Bulan Ramadhan adalah adanya suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan atau Lailatul Qadr. Untuk itu, pada bulan ini, seluruh umat Islam berlomba-lomba untuk menunaikan segala kebaikan dan perintah Allah berharap mendapat segala keberkahan dari Bulan Ramadhan ini. Selepas menjalankan segala kebaikan, amal saleh, termasuk taubatan nasuha atau taubat sebenar-benarnya taubat, maka keadaan seseorang setelah menjalankan ibadah di bulan Ramadhan adalah bersih dari dosa seperti bayi yang baru lahir,” tambahnya.

Beliau berharap, ketika Ramadhan usai seharusnya setiap muslim yang menjalanakan Puasa ramadhan selama satu bulan hendaklah memiliki kualitas diri yang lebih baik dari sebelumnya, misalnya orang yang dahulu malas-malasan untuk shalat berjamaah menjadi rajin ke masjid untuk shalat berjamaan, malas membaca Al Quran menjadi rajin membaca Al Qur’an, orang yang jarang bersedekah menjadi royal dalam bersedekah dan amalan-amalan lain yang sudah dilatih pada saat bulan Ramadhan. Sebaiknya perubahan diri menjadi insan yang lebih baik ini dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan bahkan semakin lama semakin bagus sikap dan perilakunya serta beraklak mulia. Alangkah sangat merugi jika sekembalinya dari Ramadhan, seseorang berhenti berbuat kebaikan, berhenti beramal saleh dan kembali berbuat maksiat. Untuk itu pentingnya kesadaran manusia sebagai seorang hamba-Nya dan menyadari bahwa setiap manusia yang hidup akan merasakan kematikan untuk berpulang menghadap  Rab-Nya, kesadaran ini senantiasa terus di pupuk di setiap waktu dan kesempatan, guna perbaikan kualitas diri.

“Dimana Kualitas diri untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih bermanfaat untuk umat, dan menjadi lebih taat kepada Allah SWT. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan suatu proses atau tahapan yang panjang, serta dijalankan secara kontinu. Artinya proses perbaikan tersebut tidak akan pernah berhenti, seperti apa yang disabdakan Rasulullah SAW. “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit” (HR. Muslim) sehingga langkah-langkah dan pekerjaan yang dilaksanakan setiap muslim akan terbimbing dan dalam  mengerjakan sesuatu menjadi yang terbaik sehingga tidak bekerja asal-aslan akan tetapi  maksimal dalam memberikan pelayaan kepada masyarakat,” ungkap pria yang tidak pernah ketinggalan bersedekahnya.

“Dengan demikian, segala keberkahan yang dianugerahkan Allah SWT pada bulan suci Ramadhan senantiasa dapat diraih secara utuh, yang dibuktikan dengan perbaikan kulitas diri dan keimanan yang semakin lama semakin baik sebagai manusia sekaligus sebagai hamba-Nya yang taat,” pungkasnya.(Hid/Sua).