Isra dan Mi’raj adalah kejadian luar biasa yang dialami Nabi Muhammad SAW pada malam 27 Rajab bahwa Nabi Muhammad diperjalankan pada tengah malam dengan ruh dan jasad sekaligus secara kilat, dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina, yang diberkahi sekeliling perjalanannya. Dari Baitul Maqdis dibawa naik menembus tujuh lapis langit (ruang angkasa) hingga ke Sidratul Muntaha. Di sinilah Nabi mendengar langsung goresan kalam Allah SWT.
Peristiwa Isra dan Miraj terjadi pada abad ke-7 M diungkapkan dalam ayat Al-Quran dan Hadis. Sebuah rangkaian mukjizat yang membuka horison perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti Peristiwa pembedahan dan Penyucian badan Rasullah SAW menginspirasi lahirnya ilmu bedah dalam ilmu kedokteran, Peristiwa menaiki Buraq yang mengilhami penemuan kendaraan cepat yang menghubungkan jarak geografis di muka bumi seperti pesawat terbang dimasa sekarang. Dan membangun imajinasi penerbangan luar angkasa serta penemuan teknologi untuk mewujudkannya.
Isra miraj yang pada tahu ini jatuh pada Senin, 28/02/2022 bertepatan 27 Rajab 1443 H, membawa kesadaran akan arti pentingnya perjalan setiap muslim dalam mengarungi perjalan hidupnya, apakah dengan kunci shalat lima waktu yang telah diberikan kepada setiap muslim, orang tersebut mampu selamat hidup di dunia dan akhirat.
H. Fajarin Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes mengungkapkan “ Perjalanan Isra Miraj dengan segala macam peristwa yang ada didalamnya, menjadi sarana instropeksi diri bagi setiap muslim, sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Rabb-Nya, sebagai seorang muslim untuk senantiasa menegakan Shalat lima waktu mengingat istimewanya ibadah shalat lima waktu, dimana perintah shalat lima waktu diterima langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di Sidratul Muntaha, semboyan Shalat adalah tiang agama. Apabila shalat lima waktu seseorang tidak dijalankan sepenuhnya, atau kadang-kadang dilaksanakan kadang-kadang ditinggalkan, akan menyebabkan seseorang tidak dapat menegakan agamanya secara baik sehingga sikap dan perilaku sehari-harinya jauh dari nilai-nilai islam,” jelasnya, pada Jumat, 25/02/2022 ketika diminta pesan dan kesan pada Isra Miraj 1443H di ruang kerjanya.
“Di kesempatan Isra Miraj kali ini, marilah kita sebagai seorang muslim bertekad untuk tidak akan meninggalkan shalat lima waktu, sehingga dengan shalat lima waktu tersebut kita akan senantiasa mendapat petunjuk, hidayah dan kerberkahan dalam hidup, sehingga dapat hidup selamat dunia dan akhirat,” tambah H. Fajarin.
Beliau berkisah selain menyingkap tabir tanda-tanda kekuasaan Allah dan mengabadikan turunnya kewajiban mendirikan salat sebagai kebutuhan ruhani yang menghubungkan jiwa manusia dengan Allah, Sang Maha Pencipta. Hikmah lainnya dari peristiwa Isra dan Miraj ialah hubungan akal dan hati nurani manusia, hubungan agama dan dunia, tidak boleh renggang, apalagi terputus, di setiap detik kehidupan.
Isra dan Miraj sebagai peristiwa besar dalam sejarah yang sangat mengaagumkan membentuk prinsip hidup dari Masjid ke Masjid. Dimana masjid melambangkan kesucian jiwa, pikiran dan perbuatan. Masjid adalah tempat manusia bersama-sama menghubungkan dirinya kepada Allah dan merawat persaudaraan antar-sesama hamba-Nya tanpa membedakan status dan jabatan.
Oleh karena itu nilai-nilai kesucian dan kebenaran harus senantiasa dijaga. Nabi Muhammad SAW dalam perjalanannya bukanlah hendak merebut kemenangan dalam perang atau keduniawian, tetapi Nabi hendak mencari kesucian dan perdamaian abadi yang sejati.(Hid/Sua).