Boyolali – Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (KKMTs) Kabupaten Boyolali melaksanakan kegiatan Sosialisasi KMA Nomor 347 Tahun 2022 tentang Implementasi Kurikulum Merdeka pada Rabu (08/06) di RM. Dapoer Ibu, Boyolali. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Kemenag Kab. Boyolali, H. Hanif Hanani, Kasi Pendidikan Madrasah, Sri Hatmoko, Para Kepala MAN, Kepala MTsN, Kepala MIN dan para Pengawas Madrasah. Berlaku sebagai narasumber adalah Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
Dalam sambutan dan pengarahannya, Kepala Kantor menyampaikan ajakan kepada seluruh Kepala Madrasah untuk memahami isi dari KMA 347 Tahun 2022 yang rencananya akan diimplementasikan pada Tahun Ajaran baru 2022/ 2023. Artinya tinggal hitungan 1 bulan ke depan Kurikulum Merdeka ini akan diterapkan pada Madrasah.
“Pada Tahun Ajaran Baru 2022/ 2023, akan diterapkan kurikulum Merdeka Belajar di seluruh Satuan Kerja Pendidikan Madrasah, maka kami minta seluruh Kepala Madrasah agar mempelajari isi KMA 347 Tahun 2022 tentang Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar,” terang Hanif.
Dunia Pendidikan di Indonesia, lanjut Hanif, sedang mengalami learning crisis. Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran yang cukup lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa banyak dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Temuan itu juga juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di antar wilayah dan kelompok sosial di Indonesia apalagi diperparah kondisi pandemi Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangannya, maka kita memerlukan perubahan yang sistemik, salah satunya melalui kurikulum.
“Dunia pendidikan di Indonesia sedang mengalami learning krisis, maka diperlukan terobosan baru dan perubahan sistemik system Pendidikan melalui pembaharuan kurikulum dan system pembelajaran, salah satunya adalah Kurikulum Merdeka Belajar,” ujarnya.
Sementra itu, Narasumber pada kegiatan tersebut, Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah H. Juair, S. Ag, MM, Msi. menyampaikan tentang strategi madrasah dalam menyambut perubahan kurikulum Merdeka Belajar, dengan berbagai nilai keunggulan madrasah yang harus mengedepankan nilai kekhasan dan kearifan lokal dengan program strategis dan keunggulan tertentu, dilaksanakan dengan kontinyu dan populis melalui kegiatan strategis di masyarakat.
“Dalam menyambut perubahan kurikulum merdeka belajar, hendaklah madrasahmenyiapkan nilai keunggulan dengan tetap mengedepankan kekhasan madrasah dan kearifan local melalui program prioritas madrasah yang dilaksanakan dengan kontinyu dan populis,” katanya.
Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah, lanjut Juair, di atur oleh Kementerian Agama dengan 2 (dua) adaptasi yaitu Pengembangan kekhasan madrasah dan Kebutuhan pembelajaran di Madrasah, dengan penerapannya mengedepankan 4 (empat) standar.
Pertama Standar isi, Kompetensi inti dan Kompetensi dasar Mapel Agama dan Bahasa arab berdasarkan ketentuan dari Kemendikbudristek. Kediua Standar isi, Kompetensi inti dan Kompetensi dasar Mapel Agama dan Bahasa arab menggunakan KMA 183 tahun 2019. Ketiga Implementasi kurikulum RA dengan menggunakan KMA 792 tahun 2018. Dan yang ke empat Implementasi kurikulum MI, MTs, MA dengan menggunakan KMA 184 tahun 2019.
Menurut juair, dari ke empat standar diatas, madrasah bisa memilih system pelaksanaan dalam implementasinya, antara lain Mandiri Belajar Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan dengan menerapkan penguatan profil pelajar Pancasila sebagai ko-kurikuler. atau Mandiri berubah Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Dan bisa juga menggunakan implementasi Mandiri Berbagi Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Dalam kurikulum merdeka belajar, juair mengatakan Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
“Kurikulum Merdeka ini dapat membangun suasana belajar yang menarik atau menyenangkan dan fleksibelitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal,“ jelasnya.
Juair berharap agar madrasah bisa mengimplementasi kurikulum merdeka belajar ini pada tahun ajaran baru 2022/2023 yang tinggal satu bulan ke depan. Koordinasi dan komunikasi yang intens antar kelompok kerja madrasah sangat membantu suksesnya rencana penerapan kurikulum merdeka belajar ini. Ujar Juair (ZN/Jaim/rf)