Brebes – Guna memberikan pemahaman yang sama kepada seluruh Kepala Madrasah di tingkat Madrasah Tsanawiyah di wilayah Brebes Utara dan Tengah, Seksi Pendidkan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes melakukan kegiatan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang dilaksanakan di enam titik lokasi secara bertahap.
“Sebagaimana kita ketahui Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar merupakan Merdeka Belajar episode ke-15 yang diluncurkan oleh Menteri Pendidkan pada (18/02/2022). Untuk menindaklanjuti peluncuran Kurikulum Merdeka ini maka diperlukan Sosialisasi implementasi kebijakan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar,” ujar kasi pendidikan Madrasah H. Imam Ghozali dalam laporan kegiatan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka di lokus yang kedua di Aula MTsN 2 Brebes pada Senin, (13/04/2022). Dihadiri Kepala Madrasah Tsanawiyah sebanyak 80-an dari KKM MTsN 1, 2 dan 5 Brebes.
H. Fajarin selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes berharap agar seluruh MTs di wilayah Kabupaten Brebes sesegara mungkin menjalankan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) dengan harapan mutu dan kualitas pendidikan di madrasah di tingkatkan sehingga alumninya mampu bersaing dalam kompetisi baik global maupun nasional tanpa kehilangan jatidiri dan identitas sebagai manusia Indonesia yang beradab.
Pada kesempatan tersebut, Pengawas Madrasah, Zaini Abdullah dalam paparan materinya mengatakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kurikulum Merdeka. Kegiatan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka ini dilakukan Untuk memahami struktur Kurikulum Merdeka dan penerapannya di tingkat satuan MTs agar madarash dapat memulai melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar sesuai dengan ke khasanya.
Dikatakan, kegiatan Sosialisasi akan dilakukan mencakup tiga hal pertama akan dijelaskan bagaimana Struktur Kurikulum Merdeka, termasuk intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, termasuk pengelolaan sumber daya untuk mendukung P5. Kedua, terkait penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan. Dan ketiga tentang prinsip pembelajaran dan asesmen dan penerapannya, termasuk pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik dan penyusunan rapor peserta didik.
Acuan pembelajaran dan asesmen adalah Capaian Pembelajaran, intisari dari kegiatan pembelajaran di MTs adalah “Merdeka Belajar” Bentuk kegiatan yang dipilih harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Terakhir, struktur Kurikulum Merdeka terdiri dari pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakulikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah pembelajaran yang mengarahkan bakat dan minat setiap siswa sebagai perwujudan Merdeka Belajar. Materi yang dipilih harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi Siswa. “Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang lain,” ujar H. Zaini.
Untuk muatan lokal, jelas Zaini satuan madrasah dapat menambahkan muatan lokal yang sesuai dengan karakteristik daerah. Madrasah dapat menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel.(Hid/Sua)