Boyolali (HUMAS PPIH) – “Saya masih sehat, tidak perlu dituntun,” ucap seorang nenek yang baru saja turun dari bus rombongan jemaah calon haji. Ketika satgas PPIH menyiapkan kursi roda dan siap menuntun, ia menolak sambil berjalan memasuki gedung Jeddah. Sang satgas pun dengan cekatan membantu menuntun tas koper dan menggandeng tangannya.
Adalah Masripah usia 88 tahun terlahir dengan nama Tuminah tergabung dalam kloter 12 Embarkasi Solo dari Kota Semarang, dengan kondisi tubuh yang sudah tidak sempurna (bungkuk) ketika berjalan karena usia, namun dia terlihat sehat dan sumringah.
Terpancar wajah ceria dan sesekali mengumbar tawa saat berbicara dengan Humas PPIH, dia menyampaikan rasa syukur atas keberangkatannya menunaikan ibadah haji.
Dia menggantikan porsi suaminya yang sudah terlebih dahulu meninggal dunia beberapa hari setelah mendaftar haji. Sang suami bernama Madsakuwan, seorang petani yang rajin menabung, sedangkan dia membantu suami dengan “dodolan godhong” (berjualan daun).
Ketika sang suami meninggal, Masripah segera mengurus untuk pengalihan porsi. Dia berangkat haji sendiri tanpa ditemani anak maupun saudara dekatnya.
Alhamdulillah, Allah berikan umur panjang hingga saatnya dapat berangkat dalam keadaan sehat. Dengan penuh pengharapan dia memohon kepada Allah SWT agar perjalanan hajinya diberikan kesehatan, keselamatan, keberkahan dan mabrur. (RK)