Banjarnegara – Istilah psikologi pendidikan terdiri dari dua lingkup ilmu pengetahuan, yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi dapat dipahami sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan pendidikan merujuk pada sebuah tindakan menuntut ilmu yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman lebih terkait bidang-bidang disiplin ilmu. MI Ma’arif Al Falah Joyokusumo (Mimau) pada jadwal kegiatan upgrading guru melaksanakan peningkatan kompentensi pendidik melalui kegiatan Upgrading denga tema “pentingnya psikologi pendidikan bagi guru Mimau”. Sabtu,(15/7).
Mimau laksanakan upgrading guru selama satu minggu sebelum memasuki tahun ajaran baru di setiap tahunnya. Dengan tujuan guru dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan juga pembaharuan diri agar meningkatkan kualitas diri sebagai seorang guru profesional. Itulah yang disampaikan Wahyul Khomisah selaku kepala madrasah kepada seluruh guru dalam sambutan pembukaannya.
“Sejatinya guru adalah siswa, untuk itu kita sebagai guru harus rajin belajar dan belajar agar kualitas diri kita semakin baik, sehingga mampu mengantarkan pula anak – anak yang sesuai harapan kita semua yakni generasi yang berprestasi, berakhlaqul karimah serta berkualitas,” jelas Wahyul dihadapan peserta upgrading yang merupakan pendidik dan tenaga kependidikan Mimau.
Diikuti 15 pendidik dan tenaga kependidikan, Wahyul menghadirkan narasumber dari Jogjakarta yang merupakan psikologi di salah satu Rumah sakit Umum Banjarnegara. Beliau adalah Muh. Ibu Sina, seorang psikologi yang mengisi kegiatan upgrading dari pagi hingga siang kemarin tepatnya pukul 09.00 – 12.00 di Aula Al Falah Joyokusumo. Dengan keahliannya dalam menyampaikan materi tentang Psikologi, beliau juga menyampaikan materi dengan permainan dan nyanyian yang berkaitan dengan psikologi.
Salah satu yang cukup menarik yaitu ketika kita diberi pilihan gambar untuk diurutkan. Dengan kita memilih minimal urutan 3 dari ke 5 gambar maka dapat disimpulkan karakter masing-masing peserta menurut ahli psikologi dan tentunya berdasarkan penelitian mereka. Selain itu banyak hal dan ilmu yang bermanfaat yang dapat kita petik dari kegiatan tersebut. Salah satunya tentang cara merespons situasi tertentu yang kita hadapi dalam keseharian. Seperti halnya yang disampaikan oleh narasumber Selasa kemarin.
“Jadi tahapan dalam merespons situasi melalui 5(lima) fase, yaitu penolakan, marah, memahami, tertekan, dan menerima. Semoga dengan kita bisa merespons dengan baik maka kita dapat menghadapi permasalahan/ situasi yang kita hadapi dalam kehidupan baik di lingkungan madrasah maupun di lingkungan sekitar,” jelas Ibnu Sina sebelum menutup kegiatan tersebut. (nf/wk/rf)