PPIH Embarkasi Solo Jemput 3 Jemaah di Embarkasi Medan (KNO)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali (Humas) – Petugas PPIH Embarkasi Solo menjemput tiga jemaah haji yang sempat turun di Bandara Internasional Kualanamu Medan (KNO).

Tiga jemaah tersebut dijemput oleh Bidang dokumen dan Bidang kesehatan PPIH Embarkasi Solo dan tiba di Embarkasi Solo pada Selasa (28/5/2024).

Ketiga jemaah tersebut yaitu Robiyah Binti Sayun, jemaah haji asal Batang yang tergabung dalam kloter SOC 37, H. Ossy Sugino kloter 48 SOC dan Hj. Tuginem (istri Sugino) dari Yogyakarta.

Ossy Sugino adalah jemaah lansia berumur 70 tahun. Pada 26 Mei 2024 pukul 00.30, tepatnya saat di pesawat, kondisi Ossy lemah, dada sesak dan kesadaran berkurang. Ossy akhirnya diturunkan di bandara KNO-Medan didampingi istrinya.

Sementara Robiyah yang diturunkan di Bandara KNO-Medan karena mengalami desaturasi dan tidak sadar di pesawat. “Mungkin karena banyak tamu yang datang di rumah sebelum saya berangkat,” kata Robiyah didampingi keluarganya.

Setelah turun di Embarkasi Medan (KNO), baik Ossy maupun Robiyah dirujuk ke RSUD Drs H. Amri Tambunan, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang untuk mendapatkan penanganan medis lanjut. Dan akhirnya dikembalikan ke Embarkasi Solo.

Setelah sampai di Embarkasi Solo, Ossy dan Robiyah mendapatkan perawatan dari Poliklinik. Ossy dinyatakan sehat dan laik terbang ke tanah suci.  “Saya sudah sehat, sudah siap berangkat,” kata Ossy. Kendati demikian, Ossy dan istrinya diminta untuk tetap menjaga kondisi agar tidak kelelahan.

Sedangkan Robiyah dinyatakan tidak laik terbang. Tim Kesehatan PPIH Embarkasi Solo, dr. Fatma Indrayati mengatakan, Robiyah mengalami desaturasi (penurunan kadar oksigen dalam tubuh) setiap kali naik pesawat.

Ini disaksikan sendiri oleh 2 anggota keluarganya yang ikut menjemputnya ke Medan. Baik dari Bandara Kualanamu Medan ke Bandara Soekarno Hatta maupun dari Bandara Soeta ke Bandara Adi Soemarmo Solo selalu mengalami desaturasi.

“Ibu Robiyah dipastikan akan kesulitan terbang dalam jarak jauh ke tanah suci. Dan keluarganya sudah tahu kalau ibunya butuh bantuan injeksi obat setiap kali terbang,” kata Fatma.

Karena itu diputuskan, Robiyah diantar pulang ke rumahnya, Kabupaten Batang dengan ambulans.   —tim humas