Rembang – Ikut memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional, MAN Lasem melaksanakan kegiatan upacara bendera pada hari Sabtu (21/10). Upacara ini diikuti oleh seluruh peserta didik MAN Lasem, Bapak Ibu guru dan karyawan dengan mengenakan busana ala santri masa kini, yaitu laki laki memakai baju koko dan sarung. Sementara perempuan memakai pakaian gamis.
Bertindak sebagai Pembina upacara Ahmad Muslih, selaku Wakil Kepala bidang Hubungan Masyarakat. Dalam sambutan itu beliau mengatakan pentingnya memperingati hari santri serta sejarah perjuangan santri membela NKRI.
“Ada banyak hal yang telah dilakukan santri. Refleksi mengenai sejarah peran santri sejak tahun 1937 serta kiprah santri merebut kemerdekaan RI pada tahun 1945. Dan puncaknya yaitu mempertahankan kemerdekaan melalui momentum revolusi jihad pada 22 Oktober 1945. Tak berhenti di situ, santri Indonesia juga turut menumpas DI/ TII pada 1954, serta menumpas komunis pada tahun 1965,” urai Muslih.
Selain itu, Muslih juga menjelaskan ada tiga kehidupan sosial santri. “Ada tiga karakter kahidupan ala santri, yaitu kehidupan sosial yang moderat (tawasut), kehidupan sosial yang bertoleransi (tasamuh), dan kehidupan sosial yang proporsional (tawasul),” terangnya lanjut.
Sebelum upacara selesai Kepala MAN Lasem, Shofi menyerahkan santunan kepada peserta didik yang tergolong yatim piatu. Santunan berupa sejumlah uang yang diserahkan secara simbolis. Adapun uang santunan berasal dari iuran guru dan karyawan serta peserta didik MAN Lasem.
Di penghujung upacara, Shofi juga berpesan agar semua peserta didik MAN Lasem terus belajar dengan giat dan mau melanjutkan perjuangan santri. “Hingga muara akhir bisa menjadi santri berprestasi mengedepankan nilai-nilai agama dan akhlakul karimah. Mampu menjadi tauladan bagi masyarakat dan mengamalkan ilmunya untuk umat,” katanya.
Para peserta tampak bersemangat mengikuti upacara tersebut. Apalagi dengan penampilan yang berbeda. “Ini merupakan kebanggaan kami menjadi seorang santri yang menuntut ilmu di MAN Lasem,” kata Diana, salah satu peserta upacara.
Upacara berlangsung khidmat. Peserta bersemengat menyanyikan sholawat Yalal Wathon. Sementara dalam kesehariannya, MAN Lasem memang telah mengimplementasikan budaya pesantren dalam pembelajaran sehari-hari. Beberapa di antaranya adalah membaca asmaul husna, nadzoman Alfiyah, dan Sholat berjamaah. – (Masrungah/Diana A/TF/ss/bd)