Cilacap – Dalam rangka menyambut hari Kartini sekaligus melestarikan kearifan lokal, MTsN 3 Cilacap menggelar lomba Mas dan Mbak, Sabtu (21/4) di Aula madrasah. Dengan mengangkat tema budaya lokal, generasi muda khususnya para siswa madrasah diharapkan tidak mudah terbawa budaya luar dan melupakan budaya sendiri. Selain lomba tersebut, juga terdapat lomba-lomba lainnya seperti kreasi memasak menggunakan bahan dasar singkong.
Sebelum perlombaan dimulai, terlebih dahulu digelar upacara di halaman madrasah. Seluruh petugas adalah siswa dan guru putri dengan berbusana khas tradisional Jawa. Pada upacara dibacakan sejarah singkat perjuangan RA Kartini dalam mewujudkan cita-cita memajukan kaum wanita di Indonesia. Para siswa putri dengan berbusana kebaya ala Kartini nampak hidmat mengikuti upacara. Bertindak selaku pembina upacara adalah Kuswati Puji Handayani. Dalam sambutannya dia menekan kepada para siswa, sebagai generasi penerus agar jangan sampai lelah dalam belajar demi tercapainya cita-cita. Jiwa dan semangat Ibu Kartini patut menjadi teladan bagi kita semua.
Kepala MTsN 3 Cilacap, Kusnandar mengatakan bahwa, RA Kartini merupakan sosok wanita muslimah sejati. Sehingga pengaruhnya tidak hanya terbatas kepada umat Islam, tetapi seluruh umat dan suku yang ada di Indonesia bahkan jangkuannya hingga internasional. Hal inilah yang hendak dituju oleh pendidikan madrasah. Yakni dengan mengedepankan kearifan lokal sehingga dapat mengadopsi seluruh kepentingan masyarakat dan bangsa.
“Madrasah lahir dari masyarakat sebagai wujud aspirasi akan kebutuhan kependidikan yang ideal. Mengutamakan nilai-nilai keagamaan dan mengedepankan kearifan lokal merupakan ciri khasnya. Sehingga peringatan hari Kartini di madrasah harus digelar dengan mengkolaborasikan kedua hal tersebut. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh RA Kartini dalam dunia pendidikan. Dan hasilnya hingga kini masih terus menjadi inspirasi bagi seluruh kalangan, tidak hanya kaum putri tapi juga kaum pria,”katanya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa, dalam lomba Mas dan Mbak, unsur-unsur yang dinilai adalah yang berkaitan dengan kualitas kepribadian. Kepribadian atau karakter merupakan modal utama bagi manusia untuk mencapai kualitas hidupnya. Bagaimana cara bersikap, bertutur kata dan bertindak dalam menghadapi masalah. Selain itu, lomba tersebut juga sebagai ajang penumbuhan bakat para siswa di bidang busana, baik kreatifitas maupun model.
Lomba memasak merupakan pendukung utama dalam mengangkat budaya asli Indonesia. Merebaknya berbagai macam penyakit menurut dunia kesehatan salah satunya diakibatkan oleh pola makan yang kurang beragam. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan bangsa Indonesia yang memiliki begitu banyak resep makanan tradisional. Karenanya, dengan lomba memasak dari ubi atau singkong diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan generasi muda. Sehingga kecerdasannya makin meningkat dan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tambah berkualitas.(Muslich/bd)