SANTRI HARUS MAMPU BERINOVASI DALAM MEMBANGUN NKRI
DOUBLE………..yang satu sdh dipublish………………………………………
Kedamaian dan perdamaian di Indonesia adalah harga hidup sekaligus sampai mati yang harus terus ditunaikan. Bela negara bisa dilakukan dengan berbagai cara, dawuh KH. Wahab Hasbullah, “Cinta tanah air bagian dari bela negara, (mengobarkan) bangkitlah bangsaku, dan engakaulah panji martabatku.”
Artinya, kemunduran bangsa ini dari berbagai segi; ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya adalah bagian dari tanggung jawab kita bersama, karena ini merupakan martabat kita sebagai anak bangsa. Santri diharapkan menjadi pembeda, sebab santri telahir dari kultur dinamis, tidak kaku.
Hendaknya santri mampu melanjutkan perjuangan para pendahulunya, tidak berhenti memberikan inspirasi dan inovasi, diharapkan mampu berkiprah disegala bidang dan di semua lini kehidupan. Dan merupakan nilai strategis sebagai jembatan/pijakan dalam membangun kualitas bangsa.
Sejumlah 150 Santri dari berbagai Ponpes yang ada di wilayaah utara dan tengah mengikuti acara focus group discusion (FGD) dengan tema peran santri dan ponpes dalam menciptakan kamtibmas yang kondusif jelang pilpres dan pileg 2019 di Aula Ponpes Assalafiyah Luwungragi Bulakamba, Jumat (14/9/2018).
Kapolres Brebes melalui Kabag Ren Polres Brebes, Kompol Sufyan Wisnu mengatakan, kegiatan ini adalah silaturahmi Pihak Polres kepada Santri dan Pondok Pesantren di Wilayah Kabupaten Brebes.
” Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih DPR, DPRD Prov, DPRD Kabupaten, Presiden dan Wakil Presiden, DPD secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” katanya.
Lanjut Wisnu, bahwa santri harus selalu berbuat kebaikan, tolong menolong, dan mempertahankan NKRI, menjaga persatuan dan kesatuan, waspada terhadap golongan yang mengatakan Pemerintah Indonesia adalah Negara toghut, kita harus mempertahankan NKRI dan pancasila harga mati.
Sementara itu, salah satu Narasumvber Ketua PCNU H. Atthoilah, SE.MSi menjelaskan, sebagai santri harus belajar sejarah, Ilmu agama dan kepekaan kepada masalah sosial.
” Kekuasaan dan Agama adalah saudara kembar, sehingga saling bersatu, tidak boleh dipisahkan, agama sebagai landasan, kekuasaan sebagai pengawal, sesuatu yang tidak memiliki landasan pasti akan tumbang,” jelasnya.
Selanjutnya, H Mahrsu S.Ag MPd I narasumber kedua dari Kantor Kemenag Kabupaten Brebes mengatakan, santri harus selalu menjadi yang terdepan dalam pembangunan pendidikan Karakter , karena Akhlaq mulia atau akhlakul karimah dicetak melalui pondok pesantren ,jadi yang sekarang menjadi santri tidak usah minder , karena banyak kader yang militan dan cekatan lahir dari santri yang ada di Pondok Pesantren . Sejarah telah membuktikan sumbangsihnya dalam menjaga NKRI. Masyarakat, ataupun santri jangan terpancing oleh berita hoak atau fitnah.
”, tuturnya.
Diakhiri acara dilakukan ikrar bersama santri dan pengasuh pondok pesantren tentang kesepakatan menjaga keamanan ketertiban dalam pilpees dan pileg menuju suasana yang sejuk dan damai. (Oiem )