Cilacap – Hari santri yang jatuh pada 22 Oktober 2018 ini diperingati MAN 1 Cilacap dengan upacara bendera dilanjutkan dengan menggelar pengajian akbar dan santunan siswa yatim maupun dhuafa. Pelaksanaan kegiatan ini diprakrasai oleh siswa yang tergabung dalam ekstakurikuler HIMDAIS (Himpunan Dai Siswa MAN 1 Cilacap) dengan kreativitasnya mereka menggalang dana dengan bekerja sama sponsor dan menjual sticker kepada siswa dan staaf guru . Setiap sticker dijual kepada siswa dengan harga 5-15 ribu kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Acara diawali dari upacara bendera di halaman MAN 1 Cilacap dengan Pembina Upacara Priyo Wahyuono selaku Wakamad Sarpras mewakili Kepala Madrasah yang menghadiri undangan dalam acara yang sama di alun-alun Kabupaten Cilacap. Dalam sambutannya dibacakan sambutan Menteri Agama RI yang menegaskan peran serta santri secara aktif di kancah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan latar belakang tanggal 22 Oktober dijadikan sebagai tonggak Hari Santri Nasional. Selain itu, untuk tema tahun ini mengambil peran santri yaitu, “Bersama Santri, Damailah Indonesia”.
Tepat pukul 08.00 rangkaian tabligh akbar yang bertempat di GOR MAN 1 Cilacap dimulai dengan diawali pembacaan ayat suci Al Quran, menyayikan Lagu Indonesia Raya, sambutan Kepala Madrasah yang diwakili oleh Wakamad Humas.
“Sebagai santri hendaklah menunjukan sikap akhlak terpuji baik kepada orang tua maupun guru. Kalian harus takdim juga kepada mereka baik dari sikap dan tutut katayang lembut. Selain itu seorang santri juga tidak boleh merasa alergi terhadap perkembangan teknologi”, sambut Masruri.
Pada sesi berikutnya dilakukan serah terima bingkisan kepada 30 siswa-siswi MAN 1 Cilacap yang tergolong tidak mampu dan yatim berupa sembako dan uang saku.
“Harapannya dengan dilakukan kegiatan ini akan menumbuhkan kepedulian dan kepekaan terhadap peserta didik sehingga memiliki rasa empati bagi sesama”, ujar Saeful Nguzed selaku Pembina Himdais.
Puncak acara Tabligh Akbar yang diisi oleh Habib Haidar Al Athos dan Abdullah Al Athos. Dalam ceramahnya Habib Haidar Al Athos menekankan pentingnya perilaku santri.
“Sebagai santri hendaknya harus memiliki motto,”Hari ini harus semakin baik dari hari kemarin”. Oleh karena itu santri harus memiliki akhlakul karimah terutama kepada orang tua. Seperti kisah pemuda Badui yang bertanya pada Rasulullah,”Siapakah orang yang baik ya Rasulullah?. Jawab Rasulullah,”Orang yang berbakti pada orang tuanya!”, papar Habib
“Santri juga harus hormat kepada orang tua, guru serta memiliki cinta tanah air. Bentuk hormat kepada orang tua dan guru akan menumbuhkan keberkahan dalam hidup”, sambungnya.
Dalam penutup ceramah Habib menambahkan kalimat yang dikutip dari KH. Mustofa Bisri.
“Santri adalah siapa saja yang mendekatkan pada Allah SWT., cinta Rasul, horamat pada orang tua, guru dan cinta kepada tanah airnya”, ujarnya. (Agus eS/bd)