081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Berkurangnya Pesantren Wajardikdas Mengindikasi Berhasilnya Program Pendidikan

Cilacap – Jumlah pondok pesantren penyelenggara Wajib Belajar (Wajar) Pendidikan Dasar (Dikdas) di Kabupaten Cilacap mengalami penurunan. Jumlah semula terdapat 12 lembaga dengan banyaknya siswa berkisar 700, saat ini hanya tersisa tujuh lembaga dengan jumlah siswa tidak lebih dari 300.

Jika dilihat berdasarkan angka, data tersebut menggambarkan penurunan secara kuantitas. Namun jika ditelaah lebih jauh, maka secara kualitas maupun kuantitas layanan pendidikan di Kabupaten Cilacap mengalami peningkatan. Minimnya santri yang mengikuti program Wajardikdas berarti minimnya jumlah anak usia sekolah yang putus sekolah.

Demikian dikemukakan Pelaksana tugas Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Imam Tobroni, Kamis (25/10) di Ruang Kerjanya.

Menurutnya, secara kualitas kesadaran masyarakat di Kabupaten Cilacap untuk menyekolahkan anak-anaknya meningkat. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan makin menurunnya jumlah pesantren yang menyelenggaran Wajardikdas. Sebaliknya, secara kuantitas jumlah siswa di madrasah baik swasta maupun negeri tiap tahun selalu meningkat.  

“Kita perlu bersyukur bahwa masyarakat Kabupaten Cilacap sekarang lebih peduli dengan pendidikan anak-anak mereka. Buktinya jumlah santri usia sekolah yang putus sekolah berkurang. Berdasarkan data pada Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, jumlah pesantren penyelenggara Wajardikdas saat ini hanya tujuh, padahal sebelumnya terdapat 12,”Katanya.

Diungkapkan lebih lanjut, pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap data pesantren penyelenggara Wajardikdas. Dari kegiatan tersebut ditemukan fakta, pesantren yang tidak lagi menyelenggarakan program Wajardikdas, masalah utamanya disebabkan kekurangan siswa.

Saat ini, di pesantren yang tidak lagi menyelenggarakan program Wajardikdas, jumlah santri yang putus sekolah sangat minim, bahkan ada yang nihil. Akibatnya, beberapa santri yang putus sekolah digabung dengan pesantren Wajardikdas lainnya atau diikutkan dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) terdekat. Bahkan tidak jarang santri yang mondok sambil sekolah meskipun di pesantren tempat dia mondok tidak terdapat sekolah atau madrasahnya, pungkasnya. (On/bd)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Terkait

𝗦𝗲𝗻𝗮𝗺 𝗦𝗲𝗵𝗮𝘁, 𝗘𝘅𝗽𝗼 𝗨𝗠𝗞𝗠 𝗛𝗮𝗹𝗮𝗹, 𝗣𝗶𝗷𝗮𝘁 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀, 𝗦𝗲𝗿𝘃𝗶𝗰𝗲 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀, 𝗗𝗼𝗻𝗼𝗿 𝗗𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗗𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗹𝗮𝘆𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗿𝘁𝗶𝗳𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗣𝗿𝗼𝗱𝘂𝗸 𝗛𝗮𝗹𝗮𝗹 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀 𝗠𝗲𝗿𝗶𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗴𝗶𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗥𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮 𝗠𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁𝗶 𝗛𝗔𝗕 𝗞𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗴 𝗸𝗲-𝟳𝟳

𝗣𝗷 𝗕𝘂𝗽𝗮𝘁𝗶 𝗖𝗶𝗹𝗮𝗰𝗮𝗽 𝗔𝗽𝗿𝗲𝘀𝗶𝗮𝘀𝗶 𝗞𝗮𝗻𝗸𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗴 𝗖𝗶𝗹𝗮𝗰𝗮𝗽 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗦𝗮𝘁𝗸𝗲𝗿 𝗧𝗲𝗿𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶𝗮𝗻 𝗟𝗮𝗽𝗼𝗿𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗴𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻 𝗕𝗲𝗻𝗱𝗮𝗵𝗮𝗿𝗮 𝗧𝗿𝗶𝘄𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗜𝗜𝗜 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝟮𝟬𝟮𝟮

Skip to content