Cilacap – Untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin modern dan canggih, dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Karenanya, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, menggandeng para alim dan ulama dari 28 pesantren di sekitar kampus. Guna menjamin kualitas lulusan, IAIN Purwokerto mewajibkan mahasiswa baru mondok di pesantren minimal satu tahun. Hal ini ditegaskan Wakil Rektor II IAIN Purwokerto, Asdlori, Rabu (06/02) saat Sosialisasi Program SPAN PTKIN di Aula Kankemenag Kab Cilacap.
Mencetak generasi muda yang berkualitas lahir batin tidaklah mudah, untuk menciptakan kualitas lahir seperti keterampilan dan intelektual. Sedangkan untuk menjadikan generasi yang memiliki kualitas secara batiniah, diperlukan tenaga yang ahli di bidangnya, yakni para ulama yang memiliki kualitas kearifan.
“Inilah yang menjadi salah satu pembeda atau keistimewaan yang tidak ada di IAIN lainnya. Mendidik mahasiswa dengan menggandeng para ulama setempat, selain telah dirasakan hasilnya oleh para orang tua, masyarakat sekitar pun ikut mendapat berkahnya. Alhamdulillah IAIN Purwokerta dikelilingi banyak pesantren, sehingga mahasiswa baru tidak perlu khawatir tidak mendapatkan pesantren,” ungkap Asdlori.
Menurutnya, selain menghidupkan semangat para orang tua, program wajib pesantren juga telah menghidupkan gairah pendidikan di pesantren. Tidak sedikit pondok yang tadinya kekurangan santri, saat ini banyak pesantren yang telah menolak santri karena keterbatasan kapasistas. Keadaan tersebut membuat mahasiswa mencari pesantren terdekat lainnya hingga total mencapai 28.
Program wajib pesantren bagi mahasiswa baru selalu dievaluasi dan ditingkatkan kualitasnya. Tujuannya agar program wajib mondok betul-betul mampu menghasilkan lulusan yang diharapkan. Yakni, generasi modern yang berkualitas baik secara intelektual maupun kepribadian.
Sementara itu, Pelaksanan tugas Kepala Kantor Kementeria Agama Kab Cilacap Jasmin, mengapresiasi kinerja IAIN Purwokerto. Program wajib mondok setahun menurutnya sudah mencukupi kebutuhan minimal. Dengan belajar di pesantren, secara otomatis mahasiswa akan selalu terkontrol dan terkondisikan.
“Dengan program wajib mondok setahun, maka IAIN Purwokerto telah menjalankan fungsi pendidikan yang mengadopsi kearifan lokal. Bagi perguruan tinggi negeri, mewajibkan mahasiswanya untuk mondok itu tidak biasa. Karenanya, program tersebut menjadi salah satu keistimewaan yang harus terus ditingkatkan kualitasnya. Dengan begitu, minat masyarakat untuk kuliah di IAIN Purwokerto akan semakin meningkat jumlahnya. Artinya, akan semakin banyak pula generasi muda berkualitas yang dihasilkan,” terangnya. (On/gt)