Cilacap – Untuk meningkatkan animo masyarakat pada pendidikan madrasah, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Cilacap memiliki sarana pemikat berupa seni Jaipong. Selain menjadi unggulan, seni tersebut juga dijadikan ciri khas. Hal ini tidak terlepas dari letak MTsN 1 Cilacap yang berada di dekat perbatasan Jawa Barat.
Sebagai produk unggulan, tari Jaipong MTsN 1 Cilacap selalu ditunggu-tunggu penampilannya. Untuk menghormati sekaligus menghibur peserta, MTsN 1 Cilacap menampilkan Tari Jaipong pada pembukaan Ajang Kompetensi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) MTs tingkat Kabupaten Cilacap, Sabtu (16/2) di Kecamatan Majenang.
Kepala MTsN 1 Cilacap, Moh Mahrus, usai kegiatan mengatakan bahwa, pihaknya sengaja memilih tari Jaipong sebagai produk unggulan. Pemilihan tersebut didasarkan pada potensi kearifan lokal yang tersedia. Meskipun MTsN 1 Cilacap masih berada di wilayah Jawa Tengah, bahasa dan budaya masyarakat sekitar sangat kental dengan nuansa Jawa Barat. Setelah digarap dengan ketekunan, akhirnya mampu membuahkan hasil positif.
“Agar madrasah bisa bersaing dengan sekolah, pengelolanya harus tanggap dengan kearifan lokal yang ada. Hal ini mengingat madrasah lahir dan tumbuh besar dari, oleh dan untuk masyarakat. Dengan statusnya yang negeri, MTsN 1 Cilacap harus mampu membuktikan bahwa madrasah merupakan pilihan tepat bagi masyarakat. Salah satu hal yang tidak bisa dikesampingkan yakni dengan mengunggulkan kearifan lokal yang ada,“ ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas Kakankemenag Kabupaten Cilacap, Imam Tobroni memberikan apresiasi atas penampilan apik para siswa MTsN 1 Cilacap. Dia juga berterima kasih karena MTsN 1 Cilacap telah mampu menunjukkan yang terbaik. Menurutnya, prestasi akademik merupakan hal yang penting, tetapi mengesampingkan non akademik adalah sesuatu yang keliru. Untuk itu pihaknya mendorong pada civitas akademisi di MTsN 1 Majenang khususnya dan madrasah pada umumnya, agar menggali dan memanfaatkan potensi kearifan lokal yang ada.
“Sesuai dengan namanya, madrasah merupakan pendidikan yang memiliki ruh agama Islam. Manusia dikodratkan memiliki budaya yang beragam. Agama Islam tidak melarang budaya manapun. Agama Islam hanya merubah isi dan memoles penampilannya agar sesuai dengan ketahuidan. Karenanya agar menjadi primadona bagi masyarakat, pengelola pendidikan madrasah harus betul-betul melaksanakan pendidikan sesuai dengan prinsip agama Islam,” terangnya.(On)