Ungaran – Pengawas PAI tingkat menengah Kemenag Kabupaten Semarang, Nur Solichah mengajak guru-guru Pendidikan Agama Islam lebih bisa cakap mengaplikasikan dan memperkuat kompetensi baik kompetensi spiritual maupun kompetensi leadership.
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan pembinaan guru PAI di SMKN 1 Kaliwungu, Kamis (23/9).
Sebagaimana diketahui, GPAI tidak hanya memiliki 4 kompetensi dasar sebagaimana guru mata pelajaran lainnya berupa kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional saja. Namun sebagai bagian dari pewaris perjuangan yang membangun karakter peserta didik menjadi pribadi yang kuat dari sisi keimanan dan kemampuan pemahaman beragamanya, GPAI juga punya dua kompetensi lainnya yakni kompetensi spiritual dan leadership yang tolok ukurnya bisa dilihat dengan seberapa makmur masjid/musholla yang berada di sekolah.
“Adanya mushola sekolah sangat besar manfaatnya bagi semua orang di lingkungan sekolah terutama para peserta didik utamanya untuk sarana ibadah. Selain itu, mushola juga memiliki manfaat sebagai laboratorium untuk pembinaan dan pendidikan agama Islam bagi peserta didik,” kata Nur Solichah.
Dijelaskan, bahwa kompetensi spiritual diharapkan bekerja dan menjalankan tugas sebagai guru adalah bagian dari ibadah. Tidak hanya sekedar bekerja dan melakukan kegiatan pembelajaran, namun lebih mulia lagi karena tugas guru PAI adalah menjaga dan mengembangkan potensi keimanan peserta didik agar bisa menjadi role model anak dan menjadi teladan bagi peserta didik. Karena itulah pada diri guru harus ditanamkan nilai-nilai positif agar bisa menular pada peserta didiknya.
Selain itu, GPAI juga harus berupaya menjalankan tugas di sekolah dengan lebih mengedepankan hati nurani. Sebab secara tidak langsung, guru akan memiliki karakter yang baik karena menyadari bahwa apapun yang dilakukannya akan menjadi cermin dan keteladanan bagi peserta diidknya.
“Harapannya dengan adanya penguatan kompetensi ini akan dapat tercapai tujuan pendidikan agama dan juga tujuan pendidikan secara umum. Kuatnya kompetnsi guru akan dapat menghasilkan peserta didik yang tidak hanya sekedar memahami teori-teori keagamaan saja, namun juga mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi kebiasaan baik dimanapun mereka berada,” pungkasnya. (ns-shl/Sua)