Jepara (Humas) – Sekitar 1.000 umat Buddha dari berbagai daerah mengikuti peringatan Asadha Puja dan Abhiseka Rupang Buddha 2025 di Vihara Giri Santi Loka, pada Jumat–Sabtu (29–30/8/2025). Kegiatan keagamaan ini menjadi momentum penting untuk mengenang Hari Suci Asadha, saat Sang Buddha membabarkan khotbah pertama Dhammacakkappavattana Sutta di Taman Rusa Isipatana.
Sebelum acara utama dimulai, Pembimbing Masyarakat Buddha Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Karbono, melaksanakan puja di Guo Samadhi, Desa Blingoh, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara. Puja ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan sekaligus memohon berkah agar rangkaian acara berjalan lancar dan penuh makna. Pembimas Karbono kemudian mengingatkan kembali pesan Menteri Agama tentang pentingnya menjaga kerukunan, “Rumah ibadah bukan hanya tempat berdoa, tetapi juga pusat ketenangan, persaudaraan, serta pemersatu umat. Tempat ibadah diharapkan mampu memperkuat kerukunan, tidak terprovokasi oleh isu maupun kerusuhan yang sedang terjadi, dan mendorong umat untuk tetap tenang serta menjaga persatuan,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan kemudian diawali pada Jumat (29/8/2025) dengan pindapata, yaitu tradisi para Bhikkhu berjalan menerima dana makanan dari umat. Suasana penuh khidmat dan sukacita mewarnai kegiatan ini, sebagai kesempatan umat menumbuhkan kebajikan melalui praktik berdana.
Puncak acara Asadha Puja dan Abhiseka Rupang Buddha 2025 berlangsung pada Sabtu, (30/8/2025) dengan Dhammadesana oleh Y.M. Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera. Dalam kesempatan tersebut, beliau memberikan wejangan Dhamma yang menguatkan keyakinan umat sekaligus menjadi pengingat pentingnya praktik Jalan Mulia Berunsur Delapan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam suasana kebersamaan tersebut, umat Buddha juga menegaskan komitmennya untuk tidak mudah terprovokasi dengan keadaan yang berkembang saat ini, serta tetap menjaga kerukunan, persaudaraan, dan persatuan di tengah masyarakat. Semangat moderasi beragama dan hidup berdampingan secara harmonis menjadi pesan penting yang terus digaungkan.
