Kolaborasi Kanwil Kemenag Prov. Jateng, BRIN dan APRI dalam Penulisan dan Publikasi Karya Tulis Ilmiah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Rapat Koordinasi Teknis antara BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasioanal) bersama APRI (Asosiasi Penghulu Republik Indonesia) Jawa Tengah tentang Penulisan dan Publikasi Karya Tulis Ilmiah, di Aula Lantai III Gedung A Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Kamis, 11/8. Tim dari BRIN yang dipimpin Abdul Wahab hadir bersama 10 orang, sedangkan APRI mengirimkan 9 orang wakilnya. Dua orang perwakilan dari Kanwil Kemenag Jateng yaitu, Sugiyanto, Analis Kepegawaian Ahli Madya dan Rohmad, Analis Hukum pada Kanwil Kemenag Prov. Jateng.

Joko Tri, tim dari BRIN menyampaikan paparannya, bahwa pada kolaborasi ini kiprah Kanwil adalah membuatkan sistem, dengan posisi yang sangat strategis tentunya. Sedangkan APRI akan menjadi pelaksana utamanya. “Yakni sebagai manajemen dan pengelola sekaligus penulis. Kemudian fungsi BRIN adalah dukungan, pendampingan dari managemennya dan subtansinya,” jelas Joko.

“Pertama kita butuh sdm pengelola dan penulis. Kedua pendanaan untuk infrastruktur, peralatan misal server, operasional, dan tentunya honorarium,” lanjutnya.

Dalam pengelolaan ada tiga tahap yang harus disiapkan. Pertama infrastruktur, kedua managemen dan ketiga adalah subtansi. Dari sisi infrastruktur, Staf IT BLA Semarang, Purbaya menjelaskan, pertama pembelian domain, tentunya dengan domain yang tidak pasaran akan lebih mahal.

“Untuk lima tahun kedepan kita siapkan fitur yang tidak ecek-ecek. Hosting ditambah fitur keamanan. Biasanya jurnal menginduk dari website, karena orang akan berpikir bahwa jurnal tersebut lebih baik dan kompeten tentunya,” jelas Purbaya.

Fokus utamanya adalah keamanan jurnal dan tentunya harus ada yang memantau di publikasi. Kemudian ada yang bertugas sebagai layout, menjaga template agar tata letak tetap rapi, dan ada copy editor. Selanjutnya pengelola atau dewan redaksi. Kemudian, ada mitra yg membantu menganalisis di subtansi, Mitra Bestari sebutannya. Proofreader sebagai penjamin mutu, yang tugasnya memastikan sebelum jurnal di publish.

Semua proses dijalankan di aplikasi jurnal. Open Journal Systems (OJS) adalah aplikasi perangkat lunak sumber terbuka untuk mengelola dan menerbitkan jurnal ilmiah secara daring.

“Kalau di jurnal ada tiga tahapan seleksi. Pertama seleksi administrasi, misal tata tulis harus sesuai pedoman, atau bidang yang dibahas harus sesuai scope. Kedua seleksi editorial, baru kemudian dilanjut ke seleksi reviewer,” jelas Joko kembali.

“Penilaian satu naskah jurnal biasa dilakukan oleh 2 – 3 orang. Kemudian ada yang namanya APC (Article Processing Charges) biasanya untuk maintenance sistem jurnal, dan ini dibebankan kepada penulis,” jelas Rohmat.

Di akhir rapat, BRIN dan APRI sepakat bulan November nanti Rumah Jurnal harus sudah berdiri, langkah selanjutnya akan menunjuk kawan di APRI sebagai pengelola, yang kemudian dilakukan pelatihan managemen pengelolaan dengan pendampingan dari BRIN. Kaitannya denga penulis, keduanya juga sepakat untuk diadakan diklat yang kemudian dilanjut pendampingan penulisan. Kawan-kawan BRIN akan membuat Bengkel Jurnal Editing and Proofreading Program, yaitu membuka layanan/jasa penulisan jurnal.(Sua/Rf)