Banjarnegara – Keluarga adalah elemen terpenting dalam mencegah stunting. Orang tua dan keluarga terdekat termasuk pengasuh adalah orang-orang yang pertama kali mengetahui kondisi janin, bayi, dan anak Balita. Oleh Karena itu kesadaran tentang pentingnya mencegah stunting harus dimulai dari titik terdalam, yaitu keluarga. Hal tersebut disampaikan oleh Duwi Rohmah, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kecamatan Karangkobar, pada pelaksanaan kegiatan Mini Loka Karya Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara. Acara yang digelar oleh PLKB (Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana) Kecamatan Karangkobar ini dilaksanakan pada Kamis, (17/11/2022) bertempat di gedung PLKB Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara.
Hadir pada kegiatan tersebut Retno Palupi, Kasi Kesra mewakili Camat Karangkobar, Endang Werdiastuti, Koordinator PLKB kecamatan Karangkobar, Duwi Rohmah dan Siti Rohimatussyagadah Penyuluh Agama Islam Kecamatan Karangkobar, serta ketua Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari setiap desa se Kecamatan Karangkobar.
Endang Werdiastuti, Koordinator PLKB kecamatan Karangkobar dalam sambutannya menyampaikan terimakasih pada TPK, ” Saya ucapkan terimakasih sekali kepada TPK telah hadir memenuhi undangan kami. Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan Desa, kader KB dan Kader PKK.” tuturnya.
“Bapak Ibu TPK ini, di desa melaksanakan tugas pendampingan kepada ibu hamil, ibu nifas, balita dan calon pengantin. Semoga dengan aktifnya pendampingan dari TPK bisa mencegah stunting di wilayah kecamatan karangkobar,” lanjutnya.
Sementara itu Retno Palupi, Kasi Kesra mewakili Camat Karangkobar dalam sambutan pembukaan acara menyampaikan apresiasi kepada pihak PLKB dan pasukannya serta kepada Penyuluh Agama Islam, yang sudah berkolaborasi dan bersinergi sebagai usaha pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting khususnya di Kecamatan Karangkobar.
Duwi Rohmah, PAIF Kecamatan Karangkobar sebagai narasumber menyampaikan bahwa Islam memerintahkan untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah.
“ Kita harus memiliki generasi yang sehat berkualitas, sholih solihah, seperti dalam QS. An Nisa ayat 9, Ini juga sesuai sabda Baginda Rasulullah saw bahwa Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih di cintai Allah daripada orang mukmin yang lemah,” jelasnya
“Dan salah satu upaya untuk menghasilkan generasi berkualitas adalah dengan dengan menikah pada usia yang matang sehingga terwujud keluarga yang berketahanan. Keadaan keluarga yang solid, sejahtera dan maju, serta memiliki dasar keagamaan yang kokoh sehingga akan mampu menghadapi segala godaan dan serangan dari luar yang berpotensi merusak ketahanan keluarga,” tambahnya.
Diakhir acara, Duwi menyampaikan tentang tiga isu nasional yang menjadi PR kita bersama,
“Stunting, kawin anak, perceraian adalah isu nasional yang membutuh perhatian ekstra,” ucapnya
“Kemenag dengan penyuluh agamanya, melalui program Kopi Seceting (Komunitas Penyuluh Agama Serius Cegah Stunting), selalu bersinergi dengan PLKB dan juga Tim pendamping Keluarga untuk pencegahan Stunting. Karena dalam usaha penurunan stunting ini kita tidak bisa secara parsial atau sendiri-sendiri, kita harus bersinergi bergerak bersama,” pungkasnya. (dr/rf)