Akurasi data, penentu arah kebijakan yang benar

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Slawi – Data Pendidikan yang selama menjadi kendala diberbagai sektor seyogyanya disikapi dengan cermat. Banyak sekali persoalan yang timbul karena data kurang valid setelah ada pemeriksaan. Sehingga untuk mencapai tujuan agar data valid perlu adanya penguatan data pendidikan, baik melalui peningkatan SDM, sarana dan prasarana serta IPTEK yang mumpuni. Begitulah yang disampaikan Bapak Kepala Kankemenag Kab. Tegal Ahmad Ubaidi dalam sambutan Sosialisasi Penguatan Data Pendidikan Agama Islam (EMIS PAIS) di Gedung Muslimat NU Slawi 10/09/2015.

Proses mengumpulkan dan mengolah data bukan pekerjaan yang mudah dan murah, untuk mendapatkan data yang valid perlu adanya sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dan konsentrasi dalam hal data, dukungan perangkat teknologi dalam proses dan penetuan siklus pendataan juga menjadi penentu dalam penyajian data tersebut. Perencanaan dalam pengelolaan data yang matang menjadi penentu dalam suksesnya penyajian data, apakah itu data keagamaan, data pendidikan dan data pendidikan keagamaan,” ungkap Ahmad Ubaidi.

Sosialisasi ini bertujuan untuk memperoleh Data Pendidikan yang valid di semua jenjang pendidikan dan meningkatkan kinerja Tenaga Pendidik. Peserta akan memperoleh materi yaitu dari Kankemenag Kab. Tegal dan Bidang PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah. Adapun peserta berjumlah 95 terdiri dari Guru PAI dan Pengawas.

Sementara itu Kepala Seksi Sistem Informasi pada Bidang Pendidikan Agama Islam Pintu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Lasiyanto sebagai nara sumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa gerbang Data Pendidikan terletak pada EMIS, data EMIS yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan akan menentukan arah kebijakan yang akan diambil dalam pengambilan keputusan. “Sehingga penyelarasan data antara daerah dengan propinsi sangat mutlak diperlukan, harapannya dengan satu format yang sama akan memudahkan pengisian menghemat waktu dan biaya tanpa mengurangi kevalidan data,” jelas Lasianto. (maman)