Audiensi Bupati Wonosobo Bincang Moderasi Beragama Di Sekolah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Inisiasi brand Sahabat Moderasi di Sekolah diapresiasi oleh Bupati Wonosobo saat menyambut Perwakilan Guru PAI se Kabupaten Wonosobo yang didampingi oleh Kasi Pendidikan Agama Islam atau PAIS Kankemenag Kab. Wonosobo saat lakukan audiensi di Ruang meeting Bupati pada hari Kamis, (1/4).

Sebelumnya Kasi PAIS Fakih Khusni diawal kedatangannya menyampaikan terkait problem Guru PAI yang dirasa keberadaannya masih perlu ditambah secara personil jika dibanding dengan jumlah sekolah yang ada. Fakih Khusni menyampaikan dengan ketercukupan guru secara kuantitas sangat membantu sukses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di semua sekolah.

Hal lain Fakih Khusni sampaikan terkait moderasi beragama perlu digencarkan dilingkungan sekolah, yang ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik bahwa moderasi beragama penting dilakukan ditengah perbedaan, “kami berinisiasi membentuk sahabat moderasi ditiap sekolah sebagai wadah guna sosialisasikan tentang moderasi beragama untuk meningkatkan toleransi beragama kepada pemeluk yang dianggap berbeda,” ungkap Fakih Khusni.

Tekait kekurangan guru PAI, Afif Nur Hidayat selaku Bupati Wonosobo mengatakan, kurangnya Guru PAI jadi problem bersama untuk segera diberikan solusi, “penting juga untuk menjalin dan optimalkan fungsi koordinasi Kemenag dan Dinas pendidikan untuk mengajukan dan mengusulkan Guru PAI melalui mekanisme rekrutmen pegawai dan PPPK,” ungkap Afif Nur Hidayat

Bupati juga sampaikan terkait perkembangan informasi yang belakangan ini muncul terkait dokrin radikalisme yang mengarah pada tindakan terorisme,”isu ini harus diwaspadai karena jadi problem masa depan. Pemahaman keagamaan yang baik inilah yang kita gaungkan, sikap moderat dalam beragama kita tanamkan pada anak-anak kita. Moderasi di sekolah menjadi ikhtiar kita untuk kewaspadaan dini terhadap radikalisme dan intoleran dan pemahaman beragama,” tandasnya.

Sementara itu saat diminta statementnya dilokasi berbeda pada hari Senin (5/4) tadi Kakankemenag Kab. Wonosobo Ahmad Farid menyampaikan insiden radikalisme dengan bom bunuh diri di Makasar dan penyerangan Mabes Polri yang keduanya diduga beragama Islam jangan lantas ditelan mentah-mentah hingga isu agama lagi-lagi dijadikan kedok untuk kekerasan, “agama apapun tidak ada yang membenarkan terkait kekerasan dan dari kejadian tersebut jangan lantas diklaim bahwa itu tindakan yang mewakili salah satu agama. Itu bisa menjadi pemantik perpecahaan. untuk itu paham terkait moderasi beragama harus digaungkan kesetiap lini untuk menangkal tindakan radikalisme itu tadi,” tandas Farid.

Moderasi ini penting untuk upaya pencegahan, Imbuhnya, dan sahabat moderasi di Sekolah yang digagas Guru PAI Wonosobo dirasa akan membantu pemerintah khususnya Kab. Wonosobo dalam ciptakan Wonosobo yang Agamis dan kondusif. Ps-ws/qq