Banjarnegara – Mahadaya 99 Nama adalah buku kumpulan puisi hasil rangkaian Yuniyati, seorang guru matematika di MTs Negeri 1 Banjarnegara. Melalui untaian aksara yang tertata apik, perempuan yang akrab disapa Bu Yuni ini mencoba mengajak pembaca untuk mengenali dan meneladani asma-asma Allah yang indah serta bagaimana cara mengejawantahkannya dalam kehidupan.
Buku solo pertama ini lahir dari sebuah tantangan menulis “Tantangan 100 Hari Menulis Puisi” yang diselenggarakan oleh Delsmedia. Peserta tantangan ini dituntut untuk membuat puisi selama tiga bulan lebih (Februari – Mei 2021) nonstop dengan tema yang telah ditentukan sendiri oleh setiap peserta. Tidaklah mudah untuk menaklukkan tantangan. Terbukti banyak peserta yang kandas di tengah jalan. Namun, oleh perempuan yang pada tahun 2019 lalu berhasil menyelesaikan program pasca sarjana UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo ini, tantangan tersebut dapat ditaklukkan.
Banyak orang yang menganggap bahwa menulis puisi itu mudah, namun bagi orang awam yang baru belajar menulis, hal itu adalah sesuatu yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk menghasilkan karya puisi yang indah dan sarat makna perlu adanya pengetahuan mengenai apa yang akan disampaikan dalam puisi, ketepatan dalam memilih diksi, serta mood yang pas agar karya yang dihasilkan berasa punya nyawa.
Tekad dan semangat yang kuat juga merupakan kunci keberhasilan dalam menulis sebuah buku.
“Saya harus bisa menyisihkan waktu diantara kesibukan yang seperti tak ada jeda, bahkan saya rela memperpendek waktu tidur malam untuk menyelesaikan puisi,” ungkap Yuniati saat ditemui melalui whatsap Sabtu(11/09).
Sebelum buku solo ini terbit, beliau telah menjadi kontributor beberapa antologi diantaranya Perihal Perempuan, Gadis Kunang-Kunang, Guru Makhluk Paling Serba Salah, Dongeng Cantik 300 Detik, Aku Bukan Rama dan Sinta, Yang Datang yang Tak Mau Hilang, serta yang terbaru bersama-sama dengan ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kantor Kementerian Agama se-Jawa Tengah menghasilkan karya antologi true story Merajut Inspirasi di Masa Pandemi.
“Harapan saya, lahirnya Mahadaya 99 Nama akan menjadi penyemangat bagi teman-teman dan khususnya bagi diri saya sendiri untuk menghasilkan buku solo berikutnya yang lebih berkualitas. Semoga buku ini bisa menambah referensi buku puisi bernuansa religi, serta bonus angka kredit untuk kenaikan pangkat saya nanti,” pungkasnya (Novia/ak/rf)