Temanggung – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung sambut kunjungan dari Biro HDI dan Humas Ditjen Bimas Buddha bertempat di ruang Kepala Kementerian Agama, Rabu (9/2).
Dalam kunjungannya, Biro HDI dan Humas Ditjen Bimas Buddha, Budiono beserta rombongan sebanyak 5 orang dalam rangka melakukan koordinasi terkait wisata budaya lokal (nyadran moderasi) yang berada di Dusun Krecek, Desa Getas Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.
Dalam wawancaranya Kepala Kantor Kementerian Agama, H. Ahmad Muhdzir menuturkan, Kementerian Agama dalam tiga tahun terakhir terus berupaya melakukan penguatan moderasi beragama. Ada banyak cara yang dilakukan, mulai dari penyusunan road map dan buku moderasi beragama, review kurikulum, diklat ASN, dialok hingga pagelaran seni.
Salah satunya yang dilakukan ASN Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung dalam mensosialisasikan moderasi beragama melalui pagelaran ketoprak. Bersamaan dengan perayaan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-76 Kementerian Agama pagelaran Ketoprak Moderasi Beragama bertajuk “Berbeda Tetap Bisa Bersama”.
“Ketoprak Moderasi Beragama menjadi bagian dari ikhtiar kami melestarikan budaya di Temanggung, sekaligus menjalin kebersamaan masyarakat dan menguatkan kerukunan,” terangnya.
Menurutnya, ketoprak ini dimainkan oleh ASN Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung baik yang PNS maupun Non PNS, termasuk dirinya yang berperan sebagai Bupati Djojonegoro. Ikut bermain juga, Kasubag TU, guru dan siswa MI, Guru RA, Guru Agama Buddha, Guru Agama Kristen, serta Penyuluh Agama Buddha, Penyuluh Agama Kristen, dan Penyuluh Agama Islam.
“Gelaran ketoprak Moderasi Beragama ini berkisah tentang sejarah berdirinya Masjid Agung Darussalam. Dalam proses pendiriannya, dilakukan musyawarah yang melibatkan seluruh elemen agama,” tuturnya.
“Rangkaian cerita ketoprak ini memberi pesan tentang pentingnya melestarikan keberagaman. masyarakat kembali diingatkan melalui tradisi bahwa berbeda tidak mengharuskan perpecahan,” sambungnya.
Ahmad Muhdzir mengaku memilih ketoprak sebagai strategi dalam mensosialisasikan penguatan moderasi beragama dan kerukunan karena sesuai dengan konteks masyarakat di daerahnya. Selain itu, ketoprak ke depan juga akan menjadi sarana sosialisasi layanan Kemenag sesuai dengan tema HAB ke-76, Transformasi Layanan Umat.
“Gelaran Ketoprak Moderasi Beragama ini disiarkan juga melalui TV Temanggung sebanyak tiga seri dalam durasi dua jam,” paparnya.
Ikhtiar lain yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung dalam merajut dan merawat keberagaman umat adalah melalui kegiatan Pelita atau penyuluh lintas agama. Kegiatan ini antara lain dengan doa bersama dan bakti sosial.
“Saat puncak pandemi, ASN Muslim bersama penyuluh agama Islam menggelar istighatsah seminggu penuh secara daring,” jelasnya.
“Sementara untuk ASN dari agama-agama lainnya, kegiatan doa bersama dilakukan secara terjadwal, bergantian,” tandasnya. Diakhir wawancaranya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung menambahkan bahwa Kabupaten Temanggung termasuk daerah yang majemuk. Secara demografi, ada 767.823 umat Islam, 15.811 umat Kristen, 7.691 umat Katolik, 191 umat Hindu, serta 9.185 umat Buddha. Adapun umat Khonghucu bersama kepercayaan lainnya berjumlah sekitar 377 orang.(sr/rf)