081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Bumikan Moderasi Beragama, Tim Pemberdayaan UIN GUS DUR Gelar Religious Modertation Camp

Kota Pekalongan – Tim Pemberdayaan dan KKN Tematik UIN Gus Dur Pekalongan gelar Religious Moderation Camp di Bumi Perkemahan Linggoasri Kecamatan Kajen pada Selasa dan Rabu, 20-21 Desember 2022. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dinisiasi oleh Tim Pemberdayaan Desa Moderasi Beragama dan Sadar Kerukunan di Desa Linggoasri.

Peserta pada kegiatan ini terdiri dari siswa-siswi SMA/SMK sederajat dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. Di mana para peserta terdiri dari agama Islam, Hindu, Kristen, Katolik, dan Buddha yang berasal dari SMA Santo Bernardus, SMAN 1 Kajen, SMKN 3 Pekalongan, SMAN 1 Kesesi, SMAN 1 Doro, SMAN 1 Paninggaran, MAN 1 Pekalongan, SMK Ma’arif NU Kajen, SMK Ma’arif NU Doro dan SMK Muhammadiyah Kajen.

Ketua Tim Pemberdayaan Moderasi Beragama Syamsul Bakhri M.Sos, menyampaikan kerjasama antara Tim Pemberdayaan, KKN Tematik UIN Gus Dur  dan seluruh tokoh di Desa Linggoasri merupakan aksi pemberdayaan dan upaya peningkatan SDM masyarakat dalam hal pemahaman moderasi beragama. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membentengi diri dari ancaman paham radikalisme di kalangan pelajar.

Peserta camp moderasi ini akan menjadi duta moderasi beragama di masing-masing sekolah dan lingkungannya masing-masing.

“Kesadaran diri menjadi manusia yang moderat tidak serta merta muncul dari dalam diri, namun perlu penguatan dan proses sejak dini supaya mampu membentuk karakter pelajar yang moderat dan tetap berpegang teguh pada keyakinan masing masing,” kata Syamsul.

Moderation Camp merupakan project keempat dari beberapa project yang sudah berlangsung sebelumnya. Yang pertama adalah Mapping Religious and Culture yang bertujuan untuk memetakan potensi budaya dan agamakedua Workshop and Focus Group Discussion untuk merumuskan kesepakatan bersama lintas agama, yang ketiga ialah Sosialisasi Moderasi Beragama dan kesepakatan bersama elit strategis Linggoasri, keempat Religious Moderation Camp, kelima project pembuatan video dokumenter, dan project keenam ialah launching atau pengesahan Desa Linggoasri sebagai Desa Moderasi Beragama Dan Sadar Kerukunan.

Kegiatan camp ini berlangsung selama 2 hari 1 malam yang berisi kegiatan penguatan mental dan pendalaman pemahaman moderasi beragama. Acara ini dihadiri oleh Imam Nuryanto selaku Kepala Desa Linggoasri, Siswanto Thoyib selaku Ketua BPD Linggoasri, Taswono selaku Sekretaris Desa Linggoasri sekaligus tokoh dari Agama Hindu setempat, Syamsul Bakhri M.Sos dan Dr. Muhamad Rifa’I Subhi Selaku Ketua dan Wakil Ketua Tim Pemberdayaan Moderasi Beragama.

Acara camp ini juga dihadiri oleh narasumber dari tokoh lintas agama. Para narasumber menyampaikan pandangan keagamaan berkaitan dengan moderasi beragama sehingga semua peserta mendapatkan materi tentang moderasi beragama dari berbagai sudut pandang. Selain itu mereka juga mendapatkan materi kepemimpinan yang disampaikan langsung oleh Imam Nuryanto Kepala Desa Linggoasri. Imam dalam paparannya menyampaikan materi mengenai cara memimpin sebuah desa yang sangat majemuk namun tetap rukun dan jauh dari konflik keagamaan.

Jajaran tokoh dari tiap agama yang menyampaikan pandangan moderasi beragama di antaranya ialah Kyai Mustajirin Toyib selaku Wakil Ketua MWC NU Kec. Kajen. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama dalam perspektif Islam melalui makna “lakum diinukum waliyadiin” yang mana hal ini menjadi dasar umat Islam untuk bersikap moderat. Selanjutnya ada Ny Kusnaeni, S.Pd., yang merupakan Ny dari agama Hindu yang menjelaskan mengenai praktik moderasi beragama yang terlaksana di Desa Linggoasri dan cara menghormati umat beragama dalam kehidupan sosial.

Berikutnya, Pastor Bonifasius Denny Yuswantoro, S.Pd., yang menyampaikan mengenai moderasi beragama perspektif Katolik menjelaskan mengenai moderasi beragama dalam bingkai Pendidikan Agama Kristen (PAK). Pendeta David Sutarto Wiryawan, M.Th yang menyampaikan mengenai moderasi beragama perspektif Kristen Protestan.

Selanjutnya, Manggala Wiraya Tantra M.Pd., selaku Kepala Program Sekolah Kepemimpinan Buddhis Indonesia, sekaligus Ketua Jurusan Dharmaduta di STABN Raden Wijaya Wonogiri yang memaparkan mengenai empat sifat luhur dasar toleransi Buddhisme (Brahma Vihara) yakni Metta atau cinta kasih, Karuna atau kasih sayang, Mudita atau simpati, dan Upekkha atau batin seimbang. Acara ditutup pada hari Rabu, pukul 12.00 WIB yang terlebih dahulu dimeriahkan dengan outbound bersama Tim Pemberdayaan UIN Gus Dur dan pemuda desa Linggoasri sebagai panitia. Adapun reward dari rangkaian kegiatan ini terdiri dari reward essay terbaik yang diberikan kepada Vivilian Jesslyn Joyo dari SMA Santo Bernardus. Reward lainnya yakni Putra dan Putri Moderasi Beragama yang diberikan kepada Vivian Jesslyn Joyo dan Moch. Tegar Adi Prasetyo yang merupakan siswa dari SMK 3 Pekalongan. (AM/MI/@nSi/bd).

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content