WONOGIRI – Bupati Wonogiri, Joko Sutopo mengukuhkan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Wonogiri periode 2022 – 2027, di Pendopo Kabupaten setempat, Rabu, (8/06/2022). Turut hadir dalam acara tersebut Forkompinda Wonogiri, Kakankemenag, para Kepala OPD, DPRD, jajaran pengurus FKUB dan tokoh agama serta Perwakilan FKUB se Solo Raya.
Dalam sambutan pengarahannya Bupati Wonogiri, Joko Sutopo menyampaikan bahwa pengukuhan pengurus FKUB ini merupakan bentuk kesiapan dalam menjaga serta meningkatkan persatuan dan kesatuan umat beragama, khususnya di Kabupaten Wonogiri. Bupati memandang dengan pengukuhan FKUB ini dapat memberikan manfaat serta memberikan sumbangsih terhadap pembangunan daerah. Selain itu menurut Bipati juga bisa menjadi wadah dialog para pemuka agama, tokoh masyarakat, menampung aspirasi serta menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dalam bentuk rekomendasi yang dapat menjadi bahan kebijakan Bupati dalam melaksanakan tugas kepemerintahan.
“Kerukunan umat beragama menjadi kunci terpenting dalam kehidipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karenanya terbentuknya FKUB itu sendiri yang dilandasi adanya toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” tegas Bupati.
Kerukunan umat beragama lanjut Bupati merupakan modal utama dalam menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan moderasi berahama diharapkan masyarakat bisa menerima segala bentuk perbedaan juga hidup berdampingan secara damai.
“Nilai-nilai kemanusiaan akan lebih diutamakan daripada mempertentangkan perbedaan ideologi atau perbedaan keyakinan, toleransi antar sesama umat akan bernilai tinggi dan tidak akan mudah menghujat paham lainnya,” kata Bupati Joko Sutopo.
Mengingat seiring bergulirnya reformasi lebih dari satu dekade yang lalu, bahaya disintegrasi muncul dalam berbagai bentuk konflik horizontal yang dipicu faktor politik, sosial, budaya, dan juga sentimen agama.
“Kerukunan umat beragama, merupakan modal utama dalam menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diharapkan masyarakat bisa menerima segala bentuk perbedaan juga hidup berdampingan secara damai,” katanya.
Bupati Wonogiri berpesan, hendaknya setiap kita harus selalu ada sikap saling menghormati dan menghargai keberagaman dan perbedaan, sehingga tidak menumbuhkan perselisihan antar umat, melainkan melestarikan persatuan dan kerukunan beragama, karena masyarakat masih memegang teguh apa yang dikatakan dan di contohkan para tokoh agama, tokoh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami menghimbau dan mengajak untuk bersama-sama membina umat untuk menjaga dan merawat kerukunan, toleransi, kesetaraan, dan saling pengertian dalam menjalankan kehidupan beragama,” pungkasnya.
Kepala kantor Kemenag Wonogiri, H. Anif Solikhin yang hadir dalam moment penting tersebut saat memberikan sambutan menegaskan bahwa FKUB dan Kementerian Agama akan terus berusaha memberdayakan unsur masyarakat seperti mengembangkan wawasan multikultural bagi segenap lapisan masyarakat, mendorong partisipasi setiap kelompok dalam memberikan pemahaman pentingnya membina kerukunan melalui pendidikan, penyuluhan, dialog, penelitian dan pengkajian, dan yang terutama adalah, mendorong agar pemahaman keagamaan senantiasa selaras dengan pemahaman dan wawasan kebangsaan yang menyeluruh.
“Komitmen kami, Kemenag bersama FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dan ormas keagamaan, MUI, pemerintah dan tokoh masyarakat akan terus meningkatkan koordinasi guna menjaga dan memelihara kerukunan hidup antar umat beragama, saling pengertian, toleransi, dan menjaga adanya kesetaraan,” tegas Anif Sholihin.
Kemenag Wonogiri akan terus melakukan koordinasi dengan tokoh lintas agama bertujuan melakukan implementasi langkah-langkah strategis dalam rangka menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjaga iklim kondusif di daerah. Kegiatan akan dilakukan dengan ormas keagamaan, FKUB, MUI, para tokoh agama dan tokoh masyarakat.(kwt/Sua)