Cara Berpikir Sebagai Kunci

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang (Humas) – Kakanwil Musta’in Ahmad mendampingi Menag, Yaqut Cholil Qoumas dalam wisuda VI STAI Al-Anwar Sarang Rembang pada Sabtu (18/03).

Menag Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa didalam pesantren anak anak bukan hanya diajarkan untuk menjadi pintar namun diajarkan untuk menjadikan cara berpikir sebagai kunci

“Orang yang memenangkan pertarungan masa depan bukanlah orang yang paling pintar, tetapi orang yang memiliki karakter, dan memiliki hati, ” Ujar Menag dihadapan wisudawan

“Dan pendidikan karakter terbaik dan pendidikan hati terbaik terdapat pada pesantren,” Tambah Menag.

Menag turut mengajak para santri untuk speak up, lebih banyak berbicara tentang agama di ruang publik. Menag menilai, para santri adalah orang-orang yang kompeten untuk berdakwah.

“Pendidikan pesantren menekankan ketawaduan, sehingga bawaannya

“menyembunyikan” kepintaran di bidangnya. Jika santri masuk perguruan tinggi, ilmu santrinya tersebut harus dikeluarkan, diramu sedemikian rupa, dan lalu disampaikan kepada masyarakat,” jelasnya.

Menag menjelaskan, bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang rumit, tidak semua orang mampu memahaminya. Sementara masyarakat, sebagian tidak mampu memahami tingginya logika ilmu, apalagi menikmatinya. “Di sinilah peran strategis anda yang merupakan santri yang terpelajar,” katanya.

Menag berharap para santri mampu meramu ilmu kesantriannya dalam bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Sehingga mampu menjembatani kesenjangan pengetahuan.

“Bersiaplah adek-adek saya wisudawan dan wisudawati dunia sudah menanti kalian semua, ” tutup Menag.

BRF