DWP Kanwil Kemenag Jateng Ikuti Peringatan Nuzulul Qur’an, Pesan Eny Retno: Hiasi Hidup dengan Ilmu yang Bermanfaat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

 

Ketua DWP Kanwil Kemenag Prov. Jateng Linda Damayanti Musta’in

Semarang (Humas) – ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil  Kemenag Prov. Jateng Linda Damayanti Musta’in beserta jajarannya mengikuti Peringatan Nuzulul Qura’an secara daring Bersama segenap keluarga besar Kementerian Agama se – Indonesia.

Peringatan Nuzulul Qura’an dibuka oleh Penasihat DWP Kemenag RI Eny Retno Yaqut dan kali ini mengusung tema “Ilmu adalah cahaya”, hal ini tentu sangat berkaitan dengan kalam Allah pertama kali saat Nabi Muhammad uzlah di Gua Hiro melalui perantara Malaikat Jibril yang membawa firman untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Iqra’ bismi rabbika (bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu) merupakan ayat pertama pada Surah Al’ Alaq dan sekaligus merupakan momentum yang sangat penting dalam sejara peradaban Islam. Dalam hal ini memiliki kandungan pesan yang sangat kuat tentang pentingnya membangun pearadaban dan harus dimulai dengan membaca serta mengisyaratkan pada umat manusia terutama bagi umat muslim agar melek terhadap informasi, agar paham terhadap teknologi dan pengetahuan sehingga tradisi dan budaya yang dibangun masyarakat memiliki bobot yang kuat akan ilmu yang berdimensi ketuhanan.

Pesan Al-Qur’an agar kita membaca tidak semata-mata pada objek luasnya ketersediaan teks yang tertuang dalam kitab suci dan buku – buku saja, tetapi juga merupakan pesan kepada kita untuk mengoptimalkan kemampuan akal pikiran agar mampu menjadi pembelajar dalam semua sendi kehidupan. Pembelajar adalah mereka yang mampu membaca fenomena untuk kemudian di analisa dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata.

Iqra’merupakan sumber ilmu pengetahuan dan bismi rabbika sebagai symbol agama. Sehingga Iqra’ bismi rabbika bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dengan agama.  Agama yang tidak sejalan dengan pengetahuan, begitu juga sebaliknya tidak akan mendapat tempat dimasa depan.

Wahyu pertama yang diturunkan oleh Nabi Muhhamad tersebut tidak menjelaskan apa yang harus dibaca dan dalam hal ini Al-Qur’an menghendaki umatnya untuk membaca apa saja selama bacaan tersebut bermanfaat untuk kemanusiaan.

Penasihat DWP Kemenag RI Eny Retno Yaqut

Iqra bisa berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri -ciri sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah maupun diri kita sendiri baik yang tertulis maupun yang tidak.

“Ilmu adalah cahaya  adalah ungkapan dari Imam As-syafii ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Allah itu tidak akan diberikan kepada pemaksiat atau pendosa.  Untuk menjadi seseorang yang berilmu, menambah ilmu pengetahuan atau ilmunya masuk itu salah satunya syaratnya harus bersih hati,+ tuturnya Eny Retno Yaqut.

Selain itu, didalam Surah An-Nahl ayat 78 disebutkan bahwa ketika manusia itu lahir manusia tidak mengetahui suatu objek apapun, tetapi kemudian Allah memberikan manusia pendengeran, penglihatan dan hati nurani dengan alat indra luar dan dalam ini manusia menyerap ilmu pengetahuan, begitu juga alat-alat indra ini baru mampu menyerap pengetahuan setelah Allah memberinya sebuah kemampuan.

“Jika diibaratkan ilmu adalah lentera atau  cahaya meski kecil, namun jika dimanfaatkan dengan baik maka akan memberikan manfaat kepada kita, bisa menembus kegelapan menuntun kita berjalan dengan sesuai yang kita inginkan. Begitu juga sebaliknya jika digunakan dengan tidak baik maka lentera ini akan menjadi api besar yang justru membahayakan diri kita sendiri atau orang lain, Mari Bersama-sama hiasi diri kita dengan ilmu yang bermanfaat,” pesannya.

Jajaran Pengurus DWP Kanwil Kemenag Prov. Jateng